Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tekan Angka Kecelakaan, Kemenhub Ingin Tiru Strategi Jepang

Muhamad Fadli Ramadan , Jurnalis-Sabtu, 23 Agustus 2025 |21:05 WIB
Tekan Angka Kecelakaan, Kemenhub Ingin Tiru Strategi Jepang
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Aan Suhanan, menyatakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mengadopsi pendekatan Jepang dalam upaya menekan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Strategi ini berfokus pada penanaman nilai keselamatan berlalu lintas sejak usia dini.

Berdasarkan data Korlantas Polri, jumlah korban meninggal akibat kecelakaan sebanyak 25.266 orang pada 2021, meningkat menjadi 27.531 orang pada 2022, dan 27.895 orang pada 2023. Oleh karena itu, diperlukan cara konkret untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas.

Menurut Aan, sangat penting mengetahui dampak kecelakaan karena bisa menimbulkan masalah sosial budaya, termasuk kemiskinan.

"Setiap satu jam ada tiga orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di darat, belum termasuk kecelakaan di laut atau kereta. Dari darat sudah menyumbang tiga orang meninggal per jam," kata Aan di kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (21/8/2025).

Ia menambahkan, kematian korban kecelakaan yang sebagian besar adalah kepala keluarga berpotensi menimbulkan kemiskinan struktural.

"Kalau ayah meninggal, anak-anak jadi yatim. Kalau kedua orang tua meninggal, jadi yatim piatu. Ini berpotensi menjadi kemiskinan. Makanya Kemenhub sedang menyusun kegiatan untuk membangun kendaraan berkeselamatan," ujarnya.

Kemenhub meniru sistem keselamatan dari Jepang yang menekankan pendidikan keselamatan sejak usia dini.

"Kita punya program pendidikan usia dini terkait keselamatan. Di Jepang, hampir tidak ada penegakan hukum berupa kamera ETLE, karena mereka menanamkan pemahaman keselamatan sejak TK sampai SD sehingga berhasil menekan kecelakaan," ujar Aan.

 

Jepang merupakan salah satu negara yang berhasil menekan tingkat kematian akibat kecelakaan lalu lintas. Pada 2021, jumlah korban tewas di Jepang sekitar 2.500 orang, sementara di Indonesia lebih dari 27.000.

Selain Jepang, Aan juga membandingkan dengan sistem keselamatan di Eropa yang menekankan penegakan hukum ketat sehingga menciptakan kepatuhan pengguna jalan.

"Kita akan mengombinasikan pendidikan sejak dini, program, dan penegakan hukum yang memberi efek jera agar keselamatan pengemudi dan pengguna jalan terjamin. Yang terpenting, saya ingin masyarakat memahami pentingnya keselamatan lalu lintas," tuturnya.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement