Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Peta Digital Tak Selalu Akurat: Waspadai Risiko Kecelakaan

Muhamad Fadli Ramadan , Jurnalis-Rabu, 16 Juli 2025 |19:41 WIB
Peta Digital Tak Selalu Akurat: Waspadai Risiko Kecelakaan
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
A
A
A

JAKARTA – Bagi sebagian orang, peta digital telah menjadi aplikasi yang memiliki peran penting dalam menavigasi perjalanan, terutama bila tidak mengetahui medan yang akan dilalui. Namun, ada baiknya tetap waspada dan berhati-hati saat menggunakan aplikasi ini karena ada potensi peta digital memberi arahan yang menyesatkan sehingga bisa menyebabkan kecelakaan.

Melansir Autoevolution, sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti dari Northwestern University, University of Minnesota, dan University of Bremen menyoroti bahayanya menganggap remeh semua yang diberikan oleh aplikasi peta digital.

Studi ini melibatkan 158 laporan tentang insiden fatal yang terkait dengan teknologi navigasi pribadi. Tujuannya adalah untuk mengetahui konsekuensi dari kesalahan navigasi dan tingkat keparahannya.

Dalam salah satu contoh kasus, seorang pria mengemudi sekitar 29 mil (46,6 km) di sisi jalan raya yang salah karena mengikuti navigasi peta digital tersebut. Padahal, aplikasi navigasi tidak pernah mengarahkan pengemudi untuk mengambil arah yang salah, tetapi pengguna bisa salah dalam menafsirkan petunjuk.

Studi ini juga menemukan bahwa 57 persen insiden berakhir dengan kecelakaan, di mana 32 persen di antaranya merupakan tabrakan tunggal. Kemudian, sebanyak 17 persen melibatkan tabrakan antar-kendaraan, dan 8 persen menabrak pejalan kaki atau pengendara sepeda.

 

Sementara itu, 1 dari 5 kasus menyatakan pengemudi dan penumpang terdampar di lokasi terpencil tanpa korban jiwa. Lalu, 16 persen kejadian melibatkan salah alamat atau rute memutar, dan 4 persen masuk ke jalur yang salah.

Yang paling mengkhawatirkan, sebanyak 28 persen insiden berujung pada kematian, sedangkan 25 persen menyebabkan ketidaknyamanan besar tanpa dampak hukum. Para peneliti menyebut fenomena ini sebagai "death by GPS".

Kesimpulan dari studi tersebut merekomendasikan pengguna untuk selalu meninjau rute sebelum mulai mengemudi, lalu memeriksa kembali rute tersebut saat sudah di perjalanan.

Jika rute yang disarankan atau bagian jalan tertentu terlihat kurang tepat, maka sebaiknya tetap mengikuti jalan utama. Tiba di tujuan beberapa menit lebih cepat tidak sepadan jika harus melewati gurun atau daerah terpencil.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement