JAKARTA - BYD (Built Your Dreams) memulai perang harga dengan memangkas harga jajaran mobil listrik mereka di China. Hal ini membuat para pesaingnya terpaksa mengikuti langkah tersebut untuk bisa tetap kompetitif.
Perang harga ini membuat GWM (Great Wall Motor) murka karena dapat menyebabkan kondisi pasar mobil listrik rawan hancur. Itu karena ada banyak pelaku yang memainkan strategi serupa akhirnya hancur.
Melansir Reuters, Sabtu (31/5/2025), Chairman GWM Wei Jianjun mengatakan, penurunan harga tersebut bisa membuat kualitas produk menurun karena biaya operasional yang bisa meningkat. Itu karena menurutnya saat ini industri otomotif China sudah memasuki krisis.
Bahkan, Wei membandingkannya dengan krisis Evergrande di China, yaitu sebutan krisis properti yang hancur. Pada 2024 perusahaan dinyatakan bangkrut setelah gagal membayar utang lebih dari Rp5.000 triliun.
"Sekarang, Evergrande di industri otomotif sudah mulai terjadi, tapi belum sampai pada kebangkrutan," kata Wei.
Ia tidak menyebutkan nama produsen mobil mana pun. Namun, ia mengatakan, beberapa "produsen utama" di China telah berupaya keras mengejar nilai pasar dan menaikkan harga saham mereka.
Wei merupakan salah satu pimpinan perusahaan industri China yang paling lantang. Ia mengatakan, industri kendaraan listrik China berada dalam kondisi tidak sehat. Hal itu mengingat kerugiannya yang besar dan perang harga yang berkepanjangan membebani rantai pasokan.
Kondisi ini membuat pemasok berjuang bertahan hidup karena adanya tekanan berkelanjutan untuk menurunkan harga. Itu karena produsen menunda pembayaran dan menuduh produsen mobil mengabaikan keselamatan dan kualitas.
"Beberapa produk telah dikurangi dari 220.000 yuan menjadi 120.000 yuan dalam beberapa tahun terakhir. Produk industri seperti apa yang dapat dikurangi hingga 100.000 yuan dan tetap memiliki jaminan kualitas? Nah, ini sama sekali tidak mungkin," ujar Wei.
Sebagai informasi, BYD mengumumkan memangkas harga mobil-mobil jajaran Dynasti dan Ocean, termasuk mobil listrik populer Seagull yang harganya turun sekitar 20 persen menjadi sekitar Rp126 jutaan per unit. Sementara harga BYD Seal hybrid turun 34 persen.
(Erha Aprili Ramadhoni)