JAKARTA - Pembangunan pabrik BYD di wilayah Subang, Jawa Barat, dikabarkan diganggu oleh ormas. Hal ini sebagaimana diungkapkan Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno.
Eddy mendapatkan kabar tersebut saat berkunjung ke Shenzhen, setelah mendapat undangan dari pemerintah China. Dalam kunjungan tersebut, ia mendapatkan kabar ada aksi premanisme di lokasi pembangunan pabrik BYD.
Diketahui, BYD tengah membangun pabrik di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat, yang rencananya bakal rampung pada akhir tahun ini. BYD menggelontorkan dana sebesar Rp11,7 triliun untuk membangun pabrik di lahan seluas 108 hektar. Pabrik tersebut direncanakan bakal beroperasi ada awal 2026 dengan kapasitas produksi mencapai 150 ribu unit per tahun.
Namun, pekerjaan sempat terganggu karena sejumlah oknum ormas.
Eddy Soeparno tak menyebut nama ormas yang mengganggu pembangunan pabrik BYD. Namun, ia meminta meminta pemerintah menindak tegas ormas yang melakukan aksi premanisme.
"Sempat ada permasalahan terkait premanisme, ormas yang mengganggu pembangunan sarana produksi BYD. Saya kira itu harus tegas. Pemerintah perlu tegas untuk kemudian menangani permasalahan ini," ujar Eddy dalam unggahan video di Instagram pribadinya, dikutip pada Selasa (22/4/2025).
Penindakan terhadap aksi premanisme yang dilakukan oleh oknum ormas menurut Eddy perlu dilakukan. Hal ini semata-mata untuk membuat investor merasa aman dan nyaman dalam berinvestasi di Indonesia tanpa ada gangguan dari pihak mana pun.
"Jangan sampai kemudian investor datang ke Indonesia dan merasa kemudian tidak mendapatkan jaminan keamanan, jaminan keamanan itu adalah hal yang paling mendasar bagi investasi untuk masuk ke Indonesia," tutur Eddy.
PT BYD Motor Indonesia akhirnya buka suara soal viralnya gangguan oknum ormas pada pembangunan pabrik di Subang, Jawa Barat. BYD memastikan proses pembangunan pabrik masih sesuai dengan rencana awal.
Head of Marketing PR and Government Relation BYD Motor Indonesia, Luther T Panjaitan memastikan pembangunan pabrik berjalan sesuai dengan rencana. Tidak ada gangguan dari pihak mana pun dalam progres pembangunan pabrik tersebut.
"Hingga saat ini, seluruh proses persiapan dan pembangunan pabrik berjalan dengan baik," kata Luther melalui pesan singkat, Selasa (22/4/2025).
Ia memastikan tidak ingin terlibat lebih jauh dengan oknum ormas. Pihaknya hanya fokus untuk menyelesaikan pembangunan pabrik untuk memenuhi komitmen dengan pemerintah Indonesia.
"Kami sedang fokus untuk menyelesaikan proses pembangunan sesuai dengan komitmen dengan pemerintah," lanjut Luther.
(Erha Aprili Ramadhoni)