Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

4 Fakta Aplikasi Temu, yang Disebut Ancam UMKM Indonesia

Rahman Asmardika , Jurnalis-Kamis, 20 Juni 2024 |13:36 WIB
4 Fakta Aplikasi Temu, yang Disebut Ancam UMKM Indonesia
Foto: Reuters.
A
A
A

JAKARTA – Aplikasi e-commerce Temu belakangan ini mendapat sorotan karena dianggap akan mengancam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Pasalnya, Temu memiliki model bisnis e-commerce crossborder yang menjual barang dari pabrik langsung ke konsumen dengan harga sangat murah, jauh di bawah UMKM Indonesia.

Nyatanya, praktik telah dilakukan Temu tidak hanya di Indonesia, tetapi beberapa negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS), yang juga menimbulkan kekhawatiran dari regulator setempat. Temu juga telah menimbulkan sejumlah kontroversi di Negeri Paman Sam.

Berikut beberapa fakta terkait Temu:

1. Perusahaan China dengan kantor pusat di Boston, AS

Temu dimiliki oleh raksasa e-commerce China PDD Holdings, yang juga memiliki perusahaan saudaranya Pinduoduo, sebuah platform perdagangan sosial di China. Meski dimiliki perusahaan China, Temu ternyata berkantor pusat di Boston, Amerika Serikat.

Temu mengklaim bahwa harga murah dari produk yang mereka tawarkan adalah berkat "jaringan luas perusahaan induk PDD Holdings yang terdiri lebih dari 11 juta pemasok", demikian dilansir Tom’s Guide.

2. Jual segala macam produk

Temu menjual segalanya mulai dari alat pengiris alpukat hingga perkakas listrik, namun tidak banyak merek yang tercantum di aplikasi dan situs e-commerce ini. Meski tidak ada iPad atau TV OLED murah di sini, banyak sekali aksesoris fesyen, pakaian, peralatan dapur, dan segala sesuatu di antaranya yang dijual di Temu.

Ada juga berbagai barang elektronik dan bootleg buatan China seperti jam tangan pintar dengan harga sangat murah dan kualitas buruk.

 

3. Tuduhan jual produk kerja paksa

Sejak diluncurkan pada 2022, Temu mendapat kecaman atas tuduhan menggunakan kerja paksa dalam rantai pasokannya karena harganya yang rendah dan, tidak seperti Shein dan pengecer lainnya, perusahaan tersebut tidak mempublikasikan audit fasilitas manufakturnya untuk memastikan mereka tidak melakukan hal tersebut.

Sejak Mei 2023, Temu, bersama dengan Shein dan pengecer online lainnya yang memiliki pabrik di China, telah berada di bawah penyelidikan Kongres dari Komite Pemilihan DPR AS. Anggota parlemen juga menuduh perusahaan tersebut gagal mematuhi Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uyghur dan secara ilegal memata-matai pelanggannya.

4. Kontroversi terkait data pengguna

Seperti banyak aplikasi lainnya, Temu juga mengumpulkan data dan informasi dari ponsel Anda. Namun, karena hubungannya dengan Partai Komunis China (PKC) Temu menjadi kontroversi di AS.

Dilansir USA Today, aplikasi Temu mengumpulkan data dari ponsel Anda sebagai berikut:

  • Informasi yang Anda berikan, seperti nama, alamat, dan nomor telepon Anda.
  • Detail yang Anda masukkan, seperti tanggal lahir, foto, dan profil media sosial Anda.
  • Sistem dan versi operasi ponsel atau komputer Anda, alamat IP Anda, lokasi GPS (jika Anda mengizinkannya), dan data penjelajahan.

Mereka juga mengumpulkan lebih banyak informasi tentang Anda dari sumber pihak ketiga, termasuk penjual Temu, catatan publik, media sosial, pialang data, biro kredit, dan mitra pemasaran.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement