Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

SPECIAL REPORT : Gonjang-Ganjing Skandal Pemalsuan Sertifikasi Keamanan Jerat Produsen Otomotif Jepang 

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Sabtu, 08 Juni 2024 |13:59 WIB
SPECIAL REPORT : Gonjang-Ganjing Skandal Pemalsuan Sertifikasi Keamanan Jerat Produsen Otomotif Jepang 
Special Report skandal industri otomotif Jepang
A
A
A

JAKARTA - Skandal kembali menimpa industri otomotif Jepang. Tak tanggung-tanggung, 4 produsen raksasa terlibat skandal ini.

Keempat produsen tersebut adalah Toyota, Honda, Suzuki, dan Mazda. Keempatnya terlibat penyelewengan sertifikasi keamanan. 

Melansir Carscoops, Sabtu (8/6/2024), Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang (MLIT) melakukan penyelidikan terkait ini terhadap praktik produsen mobil domestik lainnya sejak 2014. 

Dari penyelidikan tersebut, produsen Jepang telah melakukan penipuan terkait permohonan persetujuan untuk model tertentu. Akibatnya, mereka terpaksa menghentikan produksi, pengiriman, dan penjualan kendaraan yang terkena dampak yang saat ini ditawarkan di pasar. 

Produsen otomotif terbesar di Jepang, Toyota mengakui telah mengirimkan data palsu dalam uji keselamatan pejalan kaki dan penumpang untuk Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross. Semua model tersebut masih diproduksi.

Tak hanya itu, dari penyelidikan internal Toyota terungkap adanya gangguan pada uji tabrakan untuk model Crown, Isis, Sienta, dan Lexus RX. Model tersebut kini sudah dihentikan produksinya. 

Special Report skandal industri otomotif Jepang (Okezone)
Special Report skandal industri otomotif Jepang (Okezone)

Total ada sekitar 1,7 juta mobil terkena dampak pelanggaran yang dilakukan Toyota. 

Mengenai masalah tersebut, Chairman Toyota Akio Toyota menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh konsumen. Bahkan, ia mengatakan bahwa perusahaan yang dipimpinnya bukanlah sebuah perusahaan sempurna yang bebas dari masalah.

“Kami meminta maaf sedalam-dalamnya atas segala kekhawatiran atau ketidaknyamanan yang ditimbulkan kepada konsumen dan pemangku kepentingan kami yang telah menaruh kepercayaan mereka pada Toyota. Kami menganggap serius masalah ini di Toyota menyusul ditemukannya masalah sertifikasi baru-baru ini di Hino Motors, Ltd. dan Daihatsu Motor Co., Ltd. dan Toyota Industries Corporation,” kata Chairman Toyota Akio Toyota, dalam siaran pers perusahaan, dikutip Sabtu (8/6/2024). 

Selain Toyota, Suzuki pun terjerat skandal. Suzuki menemukan ada satu kasus yang terjadi pada 2014 yakni sertifikasi pengujian pengereman dipalsukan.

Dalam siaran pers Suzuki, disebutkan mobil yang terlibat dalam pemalsuan itu adalah Alto Cargo. Temuan Suzuki adalah jarak pengereman dipalsukan yang mana lebih pendek dalam pengujian sebenarnya.

"Dalam Catatan Uji dan Hasil Sistem Pengereman Truk dan Bus yang diserahkan pada saat pengajuan tipe Alto(non-ABS) pada bulan September 2014, penghentian jarak dalam fade test tercatat lebih pendek dari jarak berhenti yang diukur dalam pengujian sebenarnya," tulis Suzuki dalam siaran pers.

 

Sementara itu, Honda mengungkapkan hasil investigasi internal mereka. Ditemukan pernyataan palsu terkait uji kebisingan untuk 22 kendaraan yang modelnya sudah dihentikan produksinya. 

Ke-22 model yang terdampak itu adalah Inspire, Fit, Fit Shuttle, Shuttle, CR-Z, Acty, Vamos, Stepwgn, Legend, Accord, Insight, Exclusive, CR-V, Freed, N-Box, N-One, Odyssey, N- Wgn, Vezel, Grace, S660, Jade, dan NSX.

Di sisi lain, Mazda mengungkapkan, perangkat lunak kontrol mesin roadster MX-5 RF dan hatchback subkompak Mazda2 ditulis ulang selama pengujian keluaran resmi. 

Perusahaan juga telah menerapkan modifikasi yang tidak tepat pada kendaraan uji tabrak Atenza/Mazda6 yang dihentikan, dan Axela, meskipun model produksinya memenuhi standar keselamatan.

Berdampak ke Indonesia?

Adanya skandal yang mengguncang industri otomotif Jepang tersebut, apakah berdampak ke Indonesia. Diketahui, ada salah satu model Toyota yang terjerat skandal sertifikasi keamanan memiliki nama yang sama dengan yang dipasarkan di Indonesia. Model tersebut adalah Yaris Cross. 

Terkait hal ini, Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmi Suwandy menegaskan, tidak terdampak dengan model yang dipasarkan di Indonesia. 

Itu karena menurutnya, Yaris Cross yang dipasarkan di Jepang dan Indonesia berbeda. Mulai dari basis yang digunakan hingga proses produksi yang dilakukan setiap pabrikan.

“Tidak (terdampak-red) karena modelnya berbeda. Hanya penamaannya yang sama. Produksinya juga berbeda,” kata Anton saat dikonfirmasi. 

Sebagai informasi, Toyota Yaris Cross resmi diluncurkan tahun lalu, dengan menghadirkan varian hybrid. Sebelumnya, Yaris Cross sudah meluncur di Jepang dan telah melakukan serangkaian pengujian keamanan.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement