Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ngeri, AI Kini Bisa Digunakan untuk Prediksi Hidup dan Mati Seseorang

Tangguh Yudha , Jurnalis-Selasa, 26 Maret 2024 |16:05 WIB
Ngeri, AI Kini Bisa Digunakan untuk Prediksi Hidup dan Mati Seseorang
Ilustrasi. (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah digunakan secara luas di berbagai bidang dan sisi kehidupan masyarakat. Bahkan, AI kini diklaim telah dapat digunakan untuk memprediksi hidup dan mati seseorang. 

Dilansir Science Alert, Selasa (26/3/2024), AI bernama life2vec dirancang oleh para peneliti di Denmark dengan menggunakan data dari jutaan orang. Ini dikembangkan untuk membantu mengantisipasi tahapan kehidupan seseorang hingga akhir. 

Pencipta life2vec ingin mengeksplorasi pola dan hubungan yang dapat diungkap oleh program pembelajaran mendalam untuk memprediksi berbagai peristiwa kehidupan di bidang kesehatan atau sosial yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan kehidupan. 

"Ini adalah kerangka kerja yang sangat umum untuk membuat prediksi tentang kehidupan manusia. Ini dapat memprediksi apa pun jika Anda memiliki data pelatihan," kata Sune Lehmann, peneliti dari Universitas Teknik Denmark (DTU). 

"Ini bisa memprediksi hasil kesehatan. Jadi bisa memprediksi kesuburan atau obesitas, atau Anda mungkin bisa memprediksi siapa yang akan terkena kanker atau siapa yang tidak terkena kanker," lanjutnya. 

Dijelaskan bahwa algoritma life2vec menggunakan proses yang mirip dengan ChatGPT, namun menganalisis variabel yang berdampak pada kehidupan seperti kelahiran, pendidikan, tunjangan sosial, atau bahkan jadwal kerja. 

Para peneliti mencoba mengadaptasi inovasi yang memungkinkan algoritma pemrosesan bahasa untuk memeriksa evolusi dan prediktabilitas kehidupan manusia berdasarkan rangkaian peristiwa yang terperinci.  

"Dari satu sudut pandang, kehidupan hanyalah rangkaian peristiwa. Manusia dilahirkan, mengunjungi dokter anak, mulai bersekolah, pindah ke lokasi baru, menikah, dan seterusnya,” kata Lehmann. 

 

Namun pengungkapan program tersebut dengan cepat memunculkan klaim akan adanya kalkulator kematian baru, dengan beberapa situs penipuan yang menipu orang-orang dengan tawaran untuk menggunakan program AI untuk memprediksi harapan hidup, seringkali dengan imbalan mengirimkan data pribadi. 

Para peneliti bersikeras bahwa perangkat lunak tersebut bersifat pribadi dan tidak tersedia di internet atau untuk komunitas riset yang lebih luas untuk saat ini. Adapun dasar dari model life2vec adalah data anonim dari sekitar enam juta warga Denmark, yang dikumpulkan oleh badan resmi Statistik Denmark. 

"Kami melihat angka kematian dini. Jadi kami mengambil kelompok yang sangat muda antara 35 dan 65 tahun. Kemudian kami mencoba memprediksi, berdasarkan periode delapan tahun dari 2008 hingga 2016, apakah seseorang meninggal dalam empat tahun berikutnya," ungkap Lehmann. 

“Model ini dapat melakukannya dengan sangat baik, lebih baik daripada algoritma lain yang kami temukan,” ujarnya. 

Menurut para peneliti, fokus pada kelompok usia ini, di mana angka kematian biasanya sedikit dan jarang terjadi memungkinkan mereka memverifikasi keandalan algoritma. Namun, alat ini belum siap digunakan di luar lingkungan penelitian.  

"Untuk saat ini, ini adalah proyek penelitian dimana kami mengeksplorasi apa yang mungkin dan apa yang tidak mungkin,” tutup Lehmann. 

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement