Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Peneliti Peringatkan Gerhana Matahari Total Bisa Tingkatkan Angka Kecelakaan Fatal, Ini Penjelasannya

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 26 Maret 2024 |14:05 WIB
Peneliti Peringatkan Gerhana Matahari Total Bisa Tingkatkan Angka Kecelakaan Fatal, Ini Penjelasannya
Gerhana Matahari Total.
A
A
A

JAKARTA - Gerhana matahari total yang akan terjadi pada 8 April mendatang dapat menyebabkan peningkatan kecelakaan mobil yang fatal, demikian diperingatkan para ilmuwan dalam laporan baru.  

Biasanya gerhana matahari total lebih umum dikaitkan dengan cedera pada mata daripada kecelakaan mobil. Namun, data dari gerhana matahari total terakhir di Amerika Utara, yang dikenal sebagai “Gerhana Besar Amerika” pada 2017, menunjukkan peningkatan kecelakaan fatal di Amerika serikat (AS).  

Peningkatan ini relatif singkat, namun jumlahnya cukup siginifikan, demikian diperingatkan para penilti dalam sebuah surat penelitian yang diterbitkan Senin (25 Maret) di jurnal JAMA Internal Medicine.  

Lonjakan kecelakaan, menurut para peneliti, tidak terkait dengan kegelapan siang hari yang disebabkan oleh gerhana.  

“Sebenarnya, kita melihat penurunan yang signifikan selama satu jam yang melibatkan gerhana,” kata rekan penulis Dr. Donald Redelmeier, seorang profesor kedokteran di Universitas Toronto dan staf dokter di Sunnybrook Health Sciences Centre. 

“Masalahnya adalah jam-jam sekitar, ketika orang-orang bepergian ke tempat observasi mereka dan terutama setelahnya,” kata Redelmeier kepada Live Science. "Kami sangat prihatin dengan perjalanan pulang." 

Selama gerhana pada 2017, jalur totalitas – rute bayangan bulan melintasi bumi di bawah – sempit, lebarnya sekira 70 mil (113 kilometer). Di tengah jalur tersebut, pengamat gerhana dapat melihat sekilas totalitas terlama, yaitu bulan menutupi seluruh wajah matahari.  

Sekira 20 juta orang di AS melakukan perjalanan ke kota lain untuk mencapai jalur totalitas, menurut perkiraan.  

Selama gerhana 8 April mendatang, pemirsa yang berada di jalur tersebut akan dapat menyaksikan totalitas sekira 2,5 hingga 4,5 menit, tergantung lokasinya. Pemirsa yang berada di luar batas jalur hanya dapat melihat gerhana sebagian saja. 

 

Mengingat gerhana pada 2017 menyebabkan lalu lintas padat, Redelmeier dan rekan penulis Dr. John Staples, seorang profesor klinis di Universitas British Columbia, ingin melihat apakah gerhana tersebut terkait dengan kecelakaan lalu lintas yang mengancam jiwa.  

Mereka mengambil data dari Sistem Pelaporan Analisis Fatalitas milik Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional, yang mencatat semua kecelakaan lalu lintas fatal di jalan umum di AS. Mereka fokus pada periode tiga hari seputar gerhana pada 21 Agustus 2017.  

Sebagai perbandingan, mereka juga melihat data kecelakaan dari periode tiga hari seminggu sebelum dan seminggu setelah peristiwa astronomi tersebut.  

Selain itu, mereka menggunakan kalkulator Angkatan Laut AS untuk menentukan waktu setiap kecelakaan relatif terhadap waktu gerhana maksimal, berdasarkan garis lintang dan bujur lokasi kecelakaan. 

Secara keseluruhan, gerhana dikaitkan dengan peningkatan kecelakaan fatal sebesar 31%, dibandingkan dengan dua rentang waktu perbandingan. Peningkatan tersebut sejalan dengan apa yang terjadi pada hari libur besar, seperti Thanksgiving dan akhir pekan tanggal 4 Juli.  

Dengan kata lain, saat gerhana terjadi, sekira 10,3 orang terlibat dalam kecelakaan fatal per jam, dibandingkan dengan 7,9 orang per jam pada hari perbandingan.  

“Ini rata-rata menambah 1 orang tambahan yang terlibat kecelakaan setiap 25 menit dan 1 tambahan kematian akibat kecelakaan setiap 95 menit,” tulis para peneliti. 

Risikonya bervariasi dari waktu ke waktu, meningkat di atas rata-rata sebelum gerhana, turun di bawah rata-rata selama gerhana, dan kemudian melonjak hingga tingkat tertinggi – hampir 50% di atas rata-rata – setelah peristiwa tersebut. Peningkatan risiko lebih tinggi terjadi di tempat-tempat dengan langit cerah dibandingkan di lokasi mendung, yang mungkin disebabkan oleh orang-orang yang berkumpul di bawah langit cerah untuk melihat gerhana, kata Redelmeier. 

 

Menjelang gerhana 8 April, Redelmeier mengatakan, "Yang kami ambil adalah merekomendasikan semua strategi keselamatan standar - strategi tersebut benar-benar berhasil." Langkah-langkah ini termasuk mematuhi batas kecepatan, meminimalkan gangguan saat mengemudi, memberi isyarat untuk berbelok dan berpindah jalur, serta mengenakan sabuk pengaman.  

Perlu dicatat bahwa studi baru ini hanya menyoroti kecelakaan fatal. Meskipun kemungkinan besar lalu lintas gerhana juga dikaitkan dengan kecelakaan yang tidak terlalu parah.  

“Kami tidak memiliki data mengenai hal tersebut,” kata Redelmeier.  

Data juga tidak membedakan antara mereka yang melakukan perjalanan untuk menyaksikan gerhana dan mereka yang tidak melakukan perjalanan namun tetap terjebak dalam lalu lintas terkait gerhana. 

“Hanya karena Anda bukan astronom amatir, bukan berarti Anda bisa lolos dari semua ini,” kata Redelmeier, “karena kita semua berbagi jalan bersama.” 

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement