Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ilmuwan Ramalkan Kiamat pada 2026, Ini yang Menjadi Penyebabnya

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 19 Maret 2024 |13:22 WIB
Ilmuwan Ramalkan Kiamat pada 2026, Ini yang Menjadi Penyebabnya
Ilustrasi.
A
A
A

JAKARTA - Dunia diperkirakan akan mengalami “kiamat” dalam beberapa tahun mendatang, menurut prediksi ilmuwan dari Universitas Illinois, Amerika Serikat (AS). Penyebab “kiamat” yang diramalkan fisikawan Heinz von Foerster ini adalah karena “terlalu banyak manusia”.

Von Foerster, adalah profesor Austria-Amerika yang mendirikan Laboratorium Komputer Biologi (BCL) Universitas Illinois pada 1958 untuk mempelajari "prinsip komputasi pada organisme hidup". Pria kelahiran Wina, Austria pada 1911 itu meramalkan bahwa jumlah umat manusia lah yang pada akhirnya akan menyebabkan kehancuran.

Dilansir Grunge, dengan asumsi umat manusia tidak menghancurkan diri sendiri dan persediaan makanan tetap utuh, von Foerster pada 1960 menghitung bahwa umat manusia akan “tergencet sampai mati” pada 2026. Dia meramalkan umat manusia akan berkembang biak tanpa batas dan akhirnya mengalami kehancuran.

Perkiraan von Foerster tentang populasi manusia yang luar biasa ini sulit dibayangkan terjadi pada 2024, dua tahun sebelum waktu yang diprediksi sang profesor. Namun, jumlah manusia memang melonjak dengan sangat cepat sepanjang abad ke-20 dari 3 miliar orang pada 1960, saat von Foerster membuat prediksi kiamatnya, menjadi 8 miliar pada saat ini.

Sebagai perbandingan, seribu tahun lalu hanya ada sekira 275 juta manusia yang hidup di Bumi, menurut Worldometer.

Terlepas dari berbagai laporan mengenai penurunan tingkat kesuburan di berbagai negara, angka ini menunjukkan bahwa ledakan populasi manusia memang terjadi. PBB juga melaporkan bahwa populasi manusia akan mencapai hampir 10 miliar orang pada 2050, dan lebih dari 11 miliar orang pada 2100.

Dengan semakin bertambahnya populasi, semakin banyak pula manusia yang membutuhkan makanan, yang perlu diproduksi.

 

Our World in Data menunjukkan bahwa 46% daratan bumi yang dapat dihuni saat ini telah digunakan untuk pertanian. Tanpa amonia – bahan dasar pupuk berbasis nitrogen – kita tidak akan mampu memberi makan hampir separuh populasi saat ini. Ketergantungan manusia pada amonia sepertinya membuat kita khawatir akan berkurangnya persediaan makanan umat manusia. Meskipun von Foerster mengkhawatirkan kesulitan tersebut, prediksinya lebih disebabkan oleh terlalu banyaknya pembiakan.

Von Foerster menyampaikan solusi terkait prediksi kiamatnya, yaitu dengan pengendalian kelahiran.

“Karena lingkungan manusia semakin tidak dipengaruhi oleh 'kekuatan alam' dan semakin dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang ditentukan oleh manusia,” katanya sebagaimana dikutip Time, “maka ia (manusia) sendiri yang dapat mengendalikan nasibnya.”

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement