YOUTUBE benar-benar serius untuk memerangi pengguna pemblokiran iklan atau ad blocker di platform mereka. Nantinya pengguna harus mematikan ad blocker untuk bisa mengakses video YouTube.
Sebelumnya perusahaan sempat melakukan eksperimen kecil beberapa bulan lalu terkait penggunaan Ad Blocker. Kini YouTube mengatakan bahwa mereka meluncurkan upaya global untuk menindak pemblokir iklan dan mendorong pengguna untuk mengizinkan iklan atau membayar YouTube Premium.
Keterangan ini datang langsung dari manajer komunikasi YouTube, Christopher Lawton. Ketika menjumpai pemblokir iklan YouTube, pengguna akan melihat sebuah pesan. Bagian yang paling penting dari pesan tersebut adalah "pemutaran video diblokir kecuali YouTube masuk dalam daftar izin atau pemblokir iklan dinonaktifkan".
Seperti yang diharapkan, pengguna hanya memiliki dua pilihan, yaitu mengizinkan iklan atau mencoba YouTube Premium. Perluasan pemblokir iklan YouTube secara bertahap terjadi selama beberapa minggu terakhir, dilansir dari GSMArena, Kamis (2/11/2023).
Menurut Lawton, menggunakan Ad Blocker melanggar persyaratan layanan platform. Terlebih ada miliaran orang yang mengakses YouTube.
"Iklan mendukung ekosistem kreator yang beragam di seluruh dunia dan memungkinkan miliaran orang untuk mengakses konten favorit mereka di YouTube," katanya.
Kejadian ini tentu mengundang komentar dari berbagai lapisan masyarakat. Beberapa dari mereka mengeluhkan tindakan YouTube.
"Saya menggunakan YouTube hanya di TV saya yang tidak memiliki adblocker. Jadi tidak ada perubahan bagi saya. Tapi iklan-iklan yang ada di sana sangat buruk," kata akun ThomApple.
"Bahkan tanpa kita membayar pun mereka sudah menghasilkan miliaran dengan data kita. Saya berharap akan ada alternatif YouTube dan Google sepenuhnya," sindir akun bernama Hanif Fikri.
"Tidak akan ada masalah dengan itu jika bukan karena 6 iklan dalam video 10 menit, beberapa di antaranya tidak bisa dilewati dan berdurasi 15 detik," lanjut akun ashrobb.
YouTube telah membuat beberapa perubahan pada cara iklan beroperasi di platformnya tahun ini. Perusahaan memperkenalkan iklan 30 detik yang tidak dapat dilewati pada aplikasi TV-nya pada bulan Mei dan kemudian mulai bereksperimen dengan jeda iklan yang lebih panjang tetapi lebih jarang di TV. (Salsabila Nur Azizah)
(Saliki Dwi Saputra )