JAKARTA – Agate International (Agate) lewat sub-brandnya, Level Up powered by Agate, berikan strategi jitu dalam meningkatkan performa bisnis melalui adopsi Gamifikasi. Agate mengumumkan jika tren gamifikasi dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan kinerja bisnis.
Co-Founder dan Chief Executive Officer Agate, Shieny Aprilia mengungkapkan bahwasannya jika keputusan dalam adopsi gamifikasi bukan hanya pilihan, melainkan sebuah kebutuhan. Gamifikasi bukan hanya hiburan, namun kunci dalam mengoptimalkan interaksi pasar.
“Dalam dunia bisnis yang semakin terhubung, keputusan untuk mengadopsi gamifikasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Gamifikasi bukan lebih dari sekadar hiburan, ini adalah kunci untuk mengoptimalkan interaksi pasar, memperkuat merek, dan meningkatkan produktivitas di tempat kerja.” Ungkapnya disela peluncuran acara itu di Jakarta, Kamis (19/20/2023).
“Kami pun mendorong para pemimpin bisnis untuk memikirkan ulang strategi bisnisnya dengan menyesuaikan dengan tren yang berkembang.” Jelasnya lebih lanjut.
Ada beberapa tren gamifikasi yang akan berkembang di tahun 2024, seperti pertumbuhan In-App Gamification. Unsur-unsur permainan dalam aplikasi non-game mendorong otak pengguna untuk melepaskan dopamin. Akibatnya, pengguna ingin berinteraksi dengan aplikasi gamifikasi lebih lama untuk mendapatkan lebih banyak pencapaian dan merasakan kepuasan tersendiri.
BACA JUGA:
Penerapan AI untuk Mempersonalisasi Pengalaman Gamifikasi. AI di dalam gamifikasi mempersonalisasi pengalaman dengan menganalisis data pengguna, mengadaptasi gameplay secara real-time, memberikan umpan balik yang cerdas, menghasilkan konten yang disesuaikan, menawarkan analisis data yang mendalam, dan mengotomatisasi proses manajemen, sehingga meningkatkan keterlibatan dan hasil pembelajaran
Penggunaannya dapat berupa Chatbots gamifikasi berbasis avatar untuk pemasaran dan Platform pembelajaran Perusahaan berbasis Gamifikasi Data.
“Level Up powered by Agate telah mengembangkan solusi lengkap dimulai dari 'turn-key' dan ‘custom-gamification’ untuk membantu bisnis mengadopsi gamifikasi dengan mudah.” Ucap Junialdi Dwijaputra selaku Head of Level Up powered by Agate.
“Dengan pengalaman kami berkolaborasi dengan perusahaan di berbagai macam sektor industri, kami membuat pendekatan dan framework sehingga gamifikasi yang akan diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan bisnis” Lanjutnya.
Chief Executive Officer DEUS, Gregory Kurnia juga menyampaikan jika mereka sebagai klien Agate yang sudah lebih dulu mengadopsi gamifikasi untuk bisnisnya dapat melihat peningkatan signifikan dalam keterlibatan pelanggan. Gamifikasi bukan sekadar tren, melainkan solusi yang berikan dampak positif nyata.
“Sebagai klien Agate yang telah mengadopsi gamifikasi untuk bisnis saya, kami telah melihat peningkatan signifikan dalam keterlibatan pelanggan, produktivitas karyawan, dan hasil bisnis secara keseluruhan. Gamifikasi bukan hanya tren; itu adalah solusi yang memberikan dampak positif yang nyata.” ucapnya.
Agate turut memperkenalkan Level Up Gamification Framework, sebuah model inovatif yang mengintegrasikan teori akademis dan implementasi praktis. Framework ini ditujukan untuk mendukung perusahaan dalam memanfaatkan potensi gamifikasi secara maksimal dalam pengembangan brand dan pertumbuhan strategi sumber daya manusia.
Level Up Gamification Framework adalah hasil dari pengamatan terhadap kesenjangan dalam kerangka kerja gamifikasi yang ada. Sebagian besar kerangka kerja yang ada tidak memiliki persyaratan teknis yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan bisnis.
Sebaliknya, kerangka kerja ini telah dirancang untuk mengisi kesenjangan sehingga memberikan solusi yang komprehensif dan lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan bisnis yang beragam.
Agate menyatakan bahwa pertumbuhan gamifikasi dalam aplikasi, penggunaan AI untuk mempersonalisasi pengalaman gamifikasi, acara virtual, dan gamifikasi dalam pertumbuhan karyawan merupakan tren gamifikasi yang akan semakin berkembang di tahun 2024. Rata-rata keterikatan perusahaan yang menerapkan gamifikasi mengalami peningkatan sebesar 30%. (Salsabilah Nur Azizah)
(Saliki Dwi Saputra )