LUAR angkasa memiliki banyak benda-benda dengan bentuk yang aneh. Ada yang memiliki cincin seperti Saturnus. Ada juga yang bentuknya seperti bujur sangkar tak beraturan seperti planet bernama WASP-103b.
Namun baru-baru ini ada planet yang bentuknya bisa dikatakan sebagai yang paling aneh. Planet yang dinamakan WASP-193b itu memiliki tampilan seperti gulali atau permen kapas.
Ya, permen kapas yang rasanya manis dan berwarna merah muda yang biasanya dijajakan di sekolah-sekolah dasar di Tanah Air. Disebutkan Science Alert, lokasi WASP-193b berada di 1.232 tahun cahaya dari Bumi.
Di lihat dari luar, planet tersebut memang terlihat bulat seperti pada planet lainnya. Namun bulatan itu berupa gulungan lapisan-lapisan tipis. Jadi WASP-193b terlihat benar-benar sangat ringan dan empuk. Mirip-mirip dengan permen gulali yang memang sangat ringan dan empuk jika dipegang.
Khalid Barkaoui, astronom dari University of Leige, Belgia mengatakan keberadaan planet unik seperti WASP-193b memiliki fungsi tersendiri. Planet tersebut memang tidak popular dibanding planet-planet lain.
Hanya saja keunikan yang dimiliki planet tersebut dapat membantu manusia lebih memahami evolusi planet. "Pengamatan terhadap WASP-193b dengan teleskop luar angkasa James Webb akan mampu mengungkap lebih banyak informasi sifat atmosfer dan massa planet," tulis Khlaid Barkoui dalam laporan berjudul "WASP-193b: An Extremely Low-density Super-Neptune".
Disebutkan Science Alert fenomena planet seperti gulali seperti WASP-193b sangat langka. Jadi masih terlalu awal untuk mengetahui mengapa WASP-193b memiliki bentuk yang sangat berbeda dengan planet-planet lainnya.
Science Alert menduga kondisi WASP-193b yang berupa gulali terjadi karena adanya relasi atmosfer, usia planet, panas, dan kondisi angin. Panas dan angin dari bintang dapat melucuti atmosfer yang begitu tipis dengan cukup cepat.
Terutama jika atmosfer tersebut didominasi oleh hidrogen dan helium. "Selain itu ada ada beberapa mekanisme panas internal yang menggembungkan atmosfer WASP-193b," sebut Science Alert.
(Martin Bagya Kertiyasa)