Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Viral Fenomena Naga Minum Air di Laut, Tanda Kiamat?

Wahyu Sibarani , Jurnalis-Rabu, 19 Juli 2023 |13:24 WIB
Viral Fenomena Naga Minum Air di Laut, Tanda Kiamat?
Fenomena Watersprout. (Foto: Twitter)
A
A
A

FENOMENA Waterspout atau yang kerap disebut naga minum air oleh masyarakat China terjadi di Rusia. Fenomena itu memang memperlihatkan seolah-olah air sungai sedang disedot oleh seekor naga yang lagi terbang di angkasa.

Peristiwa unik itu sendiri terjadi di sungai Kama, Rusia pada 13 Juli 2023 lalu, kemudian diunggah oleh akun Twitter @djuric_zlatko baru-baru ini. Dalam unggahan tersebut terlihat air sungai yang naik ke atas langit.

Lantas, apa itu waterspout yang disebut naga minum air? Secara umum waterspout tidak jauh berbeda dengan angin puting beliung. Bedanya waterspout terjadi di permukaan air yang membuat air seolah naik ke atas langit.

Waterspout sendiri bukanlah tanda kiamat, Melansir situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), waterspout merupakan fenomena alam yang identik dengan fenomena puting beliung tetapi terjadi di atas permukaan air yang luas. Fenomena waterspout terbentuk dari sistem awan cumulonimbus (CB). Namun demikian, tidak semua awan CB dapat menimbulkan fenomena waterspout.

"Terbentuknya waterspout oleh awan CB tergantung pada kondisi labilitas atmosfer. Keberadaan awan CB juga dapat mengindikasi adanya potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang," sebut situs resmi BMKG.

Mereka juga mengatakan ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh masyarakat jika bertemu dengan waterspout. Umumnya waterspout lebih sering terjadi pada siang atau sore hari. Bahkan paling sering terjadi menjelang malam hari.

Hal itu sama dengan waterspout yang terjadi di sungai Kama, Rusia. Saat itu waterspout terjadi saat hari sudah mulai sore. "Waterspout terjadi dalam periode waktu yang singkat. Umumnya sekitar kurang lebih 10 menit," tulis BMKG lagi.

Meski singkat, BMKG meminta agar masyarakat yang melihat tidak mendekati sumber waterspout. Meski sama-sama angin puting beliung, ternyata waterspout memiliki karakter yang berbeda selain lokasi terbentuknya peristiwa unik tersebut.

Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Sains dan Teknologi Atmosfer-BRIN, Erma Yulihastin mengatakan fenomena waterspout hanya terjadi ketika ada kontak angin dengan air. Skala angin waterspout tergolong mikro, sehingga fenomena ini umumnya hanya dapat terjadi di atas danau, tambak, sungai, bendungan, dan lain-lain.

Sedangkan puting beliung, menurut ahli tornado keturunan Jepang Tetsuya Fujita dari Universitas Chicago memiliki kecepatan angin dan dampak kerusakan pada kisaran di bawah skala F-2 (Skala Fujita-2).

"Dengan demikian, puting beliung memiliki lintasan kurang dari satu kilometer dengan durasi hidup di bawah satu jam," tutur Erma dikutip dari situs resmi LAPAN.

Jadi waterspout memang ada penjelasan ilmiahnya. Bukan karena ada naga yang tengah minum air sungai. Di Indonesia sendiri sudah beberapa kali terjadi fenomena waterspout. Seperti kejadian di sungai Kama di Rusia, waterspout yang terjadi di Indonesia banyak bikin geger orang banyak.

(Martin Bagya Kertiyasa)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita ototekno lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement