KETIKA belum mengetahui cara untuk mengolah biji besi, manusia memang biasanya menggunakan batu sebagai pengganti alat. Salah satu yang digantikan dengan batu adalah kapak.
Artifak-artifak kapak dari batu memang sudah banyak ditemukan dengan berbagai macam fungsi. Baru-baru ini para arkeolog di Kent, Inggris telah menemukan koleksi kapak tangan prasejarah yang merupakan salah satu perkakas batu terbesar dan tertua yang pernah ditemukan di Inggris.
Artefak kuno, dua di antaranya diklasifikasikan oleh para peneliti sebagai "kapak tangan raksasa", sangat besar sehingga sulit untuk digunakan dan mungkin membutuhkan dua tangan untuk mengoperasikannya. Kapak tersebut itu pun berukuran hampir satu kaki (29,6 sentimeter).
"Kapak tangan ini sangat besar sehingga sulit membayangkan bagaimana mereka dapat dengan mudah dipegang dan digunakan," kata Letty Ingrey, seorang arkeolog di Institut Arkeologi Universitas College London, seperti dilansir dari Live Science.
"Mungkin mereka memenuhi fungsi yang kurang praktis atau lebih digunakan sebagai simbol, demonstrasi kekuatan atau pamer keterampilan," tambah dia.
Berdasarkan analisis sedimen tempat artefak terkubur, alat berujung tajam itu berasal dari zaman es yang terjadi antara 300.000 dan 333.000 tahun yang lalu, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan 6 Juli di jurnal Internet Archaeology.
Sementara tujuan pasti kapak tidak diketahui, kemungkinan kapak itu akan digunakan sebagai alat pemotong untuk aktivitas seperti menyembelih hewan atau memotong daging. Selama periode ini orang mungkin berburu binatang seperti kuda, rusa merah, dan bahkan gajah bergading lurus.
"Pada saat ini, kami memiliki orang-orang Neanderthal awal yang mendiami Inggris, tetapi mungkin juga ada spesies manusia purba lainnya," jelas dia.
Selain dua kapak besar, para peneliti menemukan pemakaman Romawi yang berasal dari setidaknya berusia seperempat juta tahun dari aktivitas zaman es. Ini berisi sisa-sisa setidaknya 25 orang, termasuk 13 orang yang dikremasi di daerah tersebut.
Para arkeolog saat ini sedang melakukan penelitian tambahan tentang kuburan dan artefak lain yang ditemukan di situs tersebut, yang awalnya mereka temukan pada tahun 2021 saat pembangunan akademi baru.
"Kami memiliki lebih dari 800 artefak dari situs ini. Namun, analisis koleksi dan situsnya masih berlangsung, jadi kami akan membagikan informasi tentang koleksi lainnya di masa mendatang," tuturnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)