KEHADIRAN headset canggih Apple, Vision Pro, memang membuat cemas banyak pesaingnya. Pasalnya, tidak seperti kebanyakan pungawa Virtual Reality (VR) atau Augmented Reality (AR), Vision Pro tidak memisahkan melainkan menggabungkan fungsi keduanya.
Nah, salah satu yang merasa cemas dengan kehadiran Vision Pro adalah CEO Meta Mark Zuckerberg. Setelah pengumuman headset Apple tersebut, Zuckerberg pun langsung mengeluarkan pernyataaan bahwa Vision Pro tidak memiliki solusi ajaib dan mahal.
Sebagaimana dihimpun dari MacRumors, Alex Heath dari The Verge mengungkap bahwa Zuckerberg menanggapi sinis kehadiran Vision Pro beberapa hari lalu. Zuckerberg bahkan menyebutnya tak lebih baik dari Quest 3.
Zuckerberg menambahkan, pengumuman Apple benar-benar menunjukkan perbedaan dalam nilai dan visi yang dibawa oleh Meta. Di mana Meta memiliki tujun untuk menawarkan produk yang bisa dijangkau oleh semua orang.
Sekadar informasi, Vision Pro akan dijual dengan harga USD3.499 (Rp 52 juta) sedangkan Quest 3 dijual dengan harga USD499 (Rp 7,4 juta) dan Quest Pro dijual dengan harga USD999 (14,8 juta). Zuckerberg menilai harga Vision Pro 7 kali lebih mahal dibanding Quest 3 yang baru diumumkan.
Menurut Zuckerberg, tujuan Meta dengan metaverse adalah secara fundamental sosial, sedangkan Vision Pro tampaknya lebih terisolasi. Dia mengakui bahwa pendekatan Apple bisa menjadi visi masa depan komputasi, tetapi tidak seperti yang diharapkan.
"Dari apa yang saya lihat pada awalnya, menurut saya kabar baiknya adalah bahwa tidak ada solusi magis yang mereka miliki untuk kendala apapun pada hukum dan fisika yang belum dieksplorasi dan dipikirkan oleh tim kami," kata Zuckerberg.
"Harganya tujuh kali lebih mahal dan sekarang membutuhkan begitu banyak energi sehingga sekarang Anda memerlukan baterai dan kabel yang terpasang padanya untuk menggunakannya," lanjut Zuckerberg.
Meski demikian, Zuckerberg mengaku belum pernah melihat Apple Vision Pro secara langsung. Ia pun menyatkan ingin belajar lebih banyak dan ingin merasakan sensasi menggunakan perangkat yang baru saja diumumkan di WWDC itu.
(Martin Bagya Kertiyasa)