Untuk memastikan tanaman bisa tumbuh dengan baik dan sehat, salah satu yang menjadi faktor penentu adalah perawatannya. Mulai dari menjaga kondisi hidrasi tanaman, hingga menjaga paparan sinar Matahari pada tanaman.
Jelas bahwa tumbuhan lebih rentan rusak apabila perawatannya tidak benar, seperti kekurangan air, dan kekeringan. Apabila kondisi semakin memburuk, tumbuhan bisa layu bahkan mati.
Namun, ketika perawatan tanaman sudah baik, apakah tumbuhan masih bisa mati karena hal lain, seperti usianya yang sudah tua misalnya?
Pada dasarnya, semua makhluk hidup memiliki “tanggal kedaluwarsa” tak terkecuali tumbuhan. Meskipun mereka telah dirawat sebaik mungkin, mereka tetap akan layu dan mati secara alamiah, demikian sebagaimana dilansir dari Mental Floss.
Namun, satu yang spesial dari tumbuhan bahwa mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai usia tuanya dibandingkan dengan hewan.
Tumbuhan akan terus berkembang dan tak akan pernah berhenti meskipun telah mencapai usia tertentu. Sebagai contohnya adalah tanaman hias, mereka dapat tumbuh dan matang dalam kondisi ideal tak ditentukan oleh usianya.
Namun kembali lagi, bahwa ini masih tergantung dengan spesiesnya. Ada yang bertahan puluhan tahun bahkan berabad-abad dalam beberapa kasus.
Tumbuhan alam liar yang mampu hidup lebih lama misalnya Methuselah, pohon pinus bristlecone berusia 4850 tahun di California. Kemudian ada tanaman pot tertua di dunia yakni cycad berduri yang ditanam tahun 1775.
Meskipun dirawat dengan baik, akan ada masanya sel mereka dirawat tidak mampu untuk regenerasi. Hal ini menyebabkan retensi air yang buruk, daun layu, dan akhirnya mati.
Namun faktanya, hanya sedikit tumbuhan yang dapat mencapai tahap ini. Kebanyakan dari mereka mati karena perawatan yang salah, hama, dan penyakit tumbuhan.
(DRA)
(Andera Wiyakintra)