JAKARTA – Elektrifikasi sedang gencar dilakukan di berbagai negara. Era ini ditandai perubahan tren produk pabrikan otomotif dari konvensional ke kendaraan listrik.
Dikutip dari Antara, Rabu (1/3/2023), berdasarkan survei bertajuk “Automotive Ecosystem Vision Study” yang dilakukan oleh Zebra Technologies Corporation mengungkapkan fakta yang mengejutkan.
Survei yang dilaksanakan pada Agustus-September 2022 ini diikuti oleh 1.336 responden di dunia. Responden survei ini meliputi, manajer armada, pengambil keputusan dan konsumen. Khusus Asia Pasifik, 350 responden berasal dari India, Greater China, Korea Selatan dan Jepang.
Sebanyak 60% konsumen di Asia Pasifik lebih menginginkan memiliki kendaraan hybrid di masa depan. Survei tersebut juga menyebutkan, akan terjadi pergeseran preferensi.
Disebutkan, 53% konsumen di dunia memilih kendaraan hybrid. Sedangkan 60% konsumen di Asia Pasifik juga mengindikasikan mempunyai pilihan yang sama.
“Menurut penelitian ini, konsumen sedang tertarik dengan masa depan otomotif yang lebih ramah lingkungan dengan preferensi yang lebih besar terhadap kendaraan listrik,” jelas Tan Aik Jin, Vertical Solutions Marketing Lead APAC, Zebra, dikutip dari Antara.
Survei ini juga menyebutkan bahwa konsumen menginginkan produsen otomotif memiliki akselerasi inovasi teknologi. Sementara delapan dari sepuluh konsumen juga menginginkan kehadiran kendaraan yang ramah lingkungan.
Hasil survei ini juga menyebutkan bahwa konsumen juga menginginkan adanya kendaraan yang mampu dikustomisasi sesuai dengan keinginan mereka. Sebanyak empat dari lima konsumen menyebutkan bahwa personalisasi adalah faktor penentu keputusan pembelian kendaraan.
Disebutkan pula, konsumen di Asia Pasifik lebih menginginkan opsi personalisasi dibandingkan dengan konsumen di dunia. Sebanyak 86% memprioritaskan opsi personalisasi saat membeli, sementara 92% manajer armada juga menginginkan hal serupa.
Di sisi lain, tiga dari empat pabrikan otomotif di dunia bakal membangun kemitraan dengan perusahaan teknologi. Jumlah ini lebih rendah di Asia Pasifik dengan nilai masing-masing 72% dan 64%.
Survei ini juga mengungkapkan bahwa, transparansi data dan informasi penting untuk konsumen dan manajer armada. Mereka menginginkan visibilitas ekosistem otomotif.
Tan Aik Jin mengatakan, hasil survei tersebut menunjukkan bahwa pengambil keputusan di dunia otomotif perlu berinvestasi secara proaktif dengan perusahaan teknologi yang tepat sehingga dapat memformulasikan infrastruktur manufaktur yang lebih kuat sehingga bisa melayani permintaan konsumen yang semakin beragam dengan lebih baik.
(Citra Dara Vresti Trisna)