SEBUAH fosil burung bergigi raksasa (pelagornithid) ditemukan di wilayah Antartika. Burung ini diprediksi berusia 40 hingga 50 juta tahun lalu yang menghuni kawasan tersebut.
Seperti namanya, burung ini memiliki duri tajam dan bertulang yang menonjol dari rahang seperti gergaji. Burung tersebut menggunakannya untuk membantu menangkap cumi-cumi atau ikan.
Baca juga: Ditemukan Fosil Jejak Kaki Terpanjang dari Zaman Es
Burung yang juga disebut pelagornithid ini juga memiliki ukuran mengesankan. Lebar sayapnya mencapai 21 kaki. Angka ini hampir dua kali lipat dari burung terbesar saat ini, elang laut pengembara yang memiliki lebar sayap 11,5 kaki.
Pelagornithid berevolusi tepat setelah kepunahan dinosaurus dan pterosaurus. Sisa pelagornithid ditemukan dari sedimen berusia 62 juta tahun di Selandia Baru, berukuran sebesar burung camar modern. Pelagornithid raksasa pertama terbang di atas Antartika 10 tahun kemudian dalam periode Zaman Eosen. Pelagornithid bertahan hingga 60 juta tahun dan akhirnya punah pada Zaman Pleistosen.
Dikutip dari IFL Science, Senin (2/11/2020), penulis artikel penelitian tentang burung raksasa ini, Peter A Kloess, dari University of California, menyebutkan fosil yang dipelajarinya dengan tim adalah fragmen tulang utuh yang dikumpulkan oleh ahli paleontologi dari universitas yang sama. Mereka memperkirakan tengkorak pelagornithid memiliki panjang sekira 2 kaki.
Baca juga: Peneliti Temukan Fosil Monyet Purba Lintas Benua Berusia 6 Juta Tahun
Sepotong rahang bawah seekor burung menyimpan beberapa "pseudoteeth" yang masing-masing berukuran hingga 1 inci. Bukti lebih lanjut tentang ukuran burung Antartika ini berasal dari fosil kedua pelagornithid dari lokasi berbeda di Pulau Seymour. Bagian tulang kaki adalah specimen terbesar yang diketahui.
Penemuan fosil pelagornithid ini menekankan pentingnya koleksi sejarah alam dan ekspedisi lapangan. Penemuan penting dapat dibuat dengan mengumpulkan spesimen dalam penjelajahan ke lokasi terpencil.
(Hantoro)