SHANGHAI - Tesla berencana memakai baterai tanpa kandungan kobalt untuk produksi mobil listriknya di China. Baterai tersebut akan diperoleh, dengan menjalin kerjasama dengan perusahaan asal China, CATL, seperti diungkap sebuah sumber kepada laman Reuters, Rabu (19/2/2020).
Nihilnya kandungan kobalt dalam baterai yang diproduksi oleh CATL bisa menekan harga produksi. Sehingga berpengaruh kepada harga akhir mobil listrik yang dijual Tesla di pasar China. Sebagai gantinya, Tesla akan memakai baterai berbahan litium fosfat (LFP) untuk mobil listrik buatan pabriknya di China.
Pembicaraan antara Tesla dan CATL sudah berlangsung selama setahun terakhir, terkait suplai baterai LFP tersebut. Sumber dari Reuters menyebut, Tesla menghitung penghematan pemakaian baterai itu mencapai persentase sebanyak dua digit dibandingkan biaya produksi saat ini.
Kebutuhan baterai untuk produksi mobil listrik Tesla sebelumnya banyak disuplai oleh perusahaan asal Jepang, Panasonic. Namun terbukanya kemungkinan mendapat suplai dari pabrikan lokal, bisa semakin mendorong terjangkaunya unit mobil listrik buatan Tesla untuk konsumen otomotif di China.
Langkah ini juga disebut sebagai pemenuhan janji CEO Tesla, Elon Musk, yang ingin memangkas penggunaan baterai dengan kandungan kobalt pada 2018. Tesla saat ini memproduksi unit Model 3 dalam pabrik Gigafactory 3 di Shanghai, yang sudah mulai menyalurkan kendaraan kepada konsumen bulan lalu.
(Amril Amarullah (Okezone))