BERLIN - Truk Scania yang menabrak pasar Natal di Berlin, Jerman, pada 19 Desember 2016 dilengkapi dengan fitur pengereman otomatis. Fitur itu sudah bekerja saat truk menabrak kerumunan warga di lokasi. Dalam peristiwa tersebut 12 orang tewas. Demikian dikutip dari media Jerman, DW.
Berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan harian Jerman, Suddeutsche Zeitung, truk semitrailer Scania R 450 berbobot 40 ton itu berhenti setelah 70-80 meter. Sensor di truk bekerja begitu mendeteksi benturan.
Dalam laporan yang beredar sebelumnya, sempat muncul spekulasi bahwa truk berhenti karena aksi heroik sopir truk Polandia yang melawan. Ia merupakan pengemudi truk Scania sebenarnya, namun dibajak oleh pelaku penyerangan beberapa jam sebelum kejadian. Sopir itu tetap dibiarkan berada di bangku penumpang.
Namun berdasarkan penyelidikan terbaru diketahui truk berhenti karena fitur rem otomatis pada truk bekerja.
Penabrak kerumunan turis tersebut diketahui adalah seorang warga Tunisia bernama Anis Amri. Saat kejadian, ratusan turis sedang menikmati suasana malam di pasar Natal tersebut. Selain 12 korban tewas, ada 48 lainnya yang menderita luka. Truk itu menggunakan pelat nomor Polandia dan sedang mengangkut balok baja.
Fitur tersebut memang tidak bisa menghindari jatuhnya korban, namun setidaknya bisa meminimalisasi dampak yang lebih buruk lagi.
Para peristiwa serupa di Nice, Prancis, lebih dari 80 orang tewas setelah truk Renault Midlum menyeruduk kerumunan warga. Saat itu, mereka sedang merayakan Bastille Day di pinggiran pantai.
Sejak 2012, Uni Eropa menerapkan aturan yang mengharuskan truk-truk keluaran terbaru yang memiliki bobot 3,5 ton ke atas dilengkapi dengan fitur rem otomatis. Sistem itu awalnya akan bekerja dengan memberikan notifikasi kepada pengemudi jika sensor mendeteksi potensi benturan. Jika tidak ada respons rem akan bekerja secara otomatis.
Aturan ini diterapkan untuk mengurangi angka kecelakaan atau benturan depan dan belakang pada truk.
(Anton Suhartono)