Aplikasi Pengawasan Israel Ditemukan dalam Ponsel Samsung Seri A dan M

Rahman Asmardika, Jurnalis
Sabtu 15 November 2025 20:46 WIB
Ilustrasi.
Share :

JAKARTA - Sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memajukan hak asasi manusia di ruang digital di Asia Barat dan Afrika Utara—memperingatkan bahwa perangkat lunak terkait Israel yang diam-diam tertanam di ponsel Samsung di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA), menimbulkan ancaman pengawasan yang serius.

Menurut SMEX, perangkat Samsung seri A dan M sudah terpasang aplikasi "Aura" atau menginstalnya secara otomatis melalui pembaruan sistem, tanpa persetujuan pengguna. Aplikasi tersebut dilaporkan mengumpulkan berbagai data pribadi dan data spesifik perangkat, termasuk alamat IP, sidik jari perangkat, detail perangkat keras, dan informasi jaringan.

SMEX memperingatkan bahwa titik-titik data ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi pengguna dengan mudah—terutama ketika pelacakan lokasi diaktifkan pada aplikasi apa pun yang diinstal melalui Aura. Hal ini menciptakan risiko keamanan yang serius di wilayah di mana Israel telah berulang kali menggunakan teknologi sebagai alat pengawasan dan kekerasan, demikian dilansir Morocco World, Sabtu, (15/11/2025).

Meskipun pengaturan privasi aplikasi mengklaim pengguna dapat menonaktifkan pengumpulan data dengan menonaktifkan "AppCloud" di daftar aplikasi, penghapusan memerlukan pengiriman formulir yang tidak ada—sehingga mustahil untuk menghapusnya sepenuhnya kecuali pengguna memiliki pengetahuan teknis tingkat lanjut.

 

Pada 2022, Samsung MENA bermitra dengan perusahaan teknologi Israel, IronSource, untuk mengintegrasikan perangkat lunak Aura ke dalam ponsel seri Galaxy A dan M di seluruh wilayah. Kemitraan ini dipasarkan secara publik sebagai cara untuk "meningkatkan pengalaman pengguna" dengan aplikasi bertenaga AI dan saran konten.

Namun, skala dan kerahasiaan pengumpulan data ini telah memicu kekhawatiran yang semakin besar, yang menjadi sangat nyata pada bulan September 2024, ketika Israel melakukan serangan teroris di Lebanon menggunakan pager dan walkie-talkie yang dipasangi jebakan yang diduga terkait dengan anggota Hizbullah.

Perangkat-perangkat ini diledakkan dari jarak jauh di ruang publik, menewaskan 42 orang, termasuk anak-anak dan tenaga kesehatan, serta melukai lebih dari 3.500 orang—banyak yang mengalami cedera fisik serius jangka panjang dan trauma psikologis.

Yang meresahkan, serangan itu dipuji oleh politisi pro-Israel dan media Barat—sebuah reaksi yang mengabaikan implikasi mengerikan bagi siapa pun yang memiliki ponsel. Jika kedekatan digital dengan individu yang menjadi target saja sudah cukup untuk membuat Anda terbunuh, maka tidak ada seorang pun yang aman dari jangkauan peperangan berbasis teknologi Israel yang semakin meluas.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya