JAKARTA - Pengendara motor wajib memahami cara berkendara yang aman. Hal ini untuk menghindari risiko kecelakaan fatal saat berkendara.
Kondisi di jalan kota ataupun antar-kota sering berubah dalam hitungan detik. Dari kendaraan besar yang berpindah jalur, tumpahan material dari truk, atau ruang sempit saat arus padat bisa menjadi faktor penyebab kecelakaan fatal. Pada kebanyakan kasus, kecelakaan yang berujung terlindas hampir selalu melibatkan kombinasi posisi motor yang terlalu dekat dengan kendaraan besar dan kondisi jalan atau manuver mendadak yang tidak diantisipasi.
Berikut 5 tindakan preventif untuk mencegahnya, sebagaimana dibagikan Main Dealer sepeda motor Honda Jakarta - Tangerang. PT Wahana Makmur Sejati (WMS), Kamis (18/9/2025):
Pengendara motor harus sadar bahwa kendaraan empat memiliki blind spot; berada persis di samping atau sangat dekat di belakang mereka membuat pengendara motor tidak terlihat. Jika terpaksa mendahului, lakukan dengan jarak yang cukup dan pastikan pengemudi besar sudah melihat Anda sebelum berpindah jalur.
Menyalip pada ruang yang terbatas sering berujung pada terjepit ketika kendaraan di depan atau belakang bergerak. Jika ruang tidak memadai, lebih bijak menunggu sampai ada kesempatan aman di jalur lurus dengan jarak pandang cukup. Prinsip utamanya menunggu demi keselamatan jauh lebih berharga dibandingkan memaksakan celah berbahaya, jangan selalu berkeinginan 'cepat sampai'.
Banyak insiden terjadi karena pengendara kehilangan control, saat mencoba menghindari rintangan atau ketika kendaraan di depan melakukan pengereman tiba -tiba. Aturlah kecepatan sesuai kondisi jalan selanjutnya beri ruang bermanuver dan waktu lebih untuk bereaksi. Kecepatan bukan soal kemampuan motor, melainkan manajemen risiko; kurangi kecepatan saat visibilitas atau permukaan jalan buruk.
Saat melewati area bongkar muat atau di belakang truk yang membawa material, utamakan jarak dan posisi cari aman, jangan berada persis di area yang rawan tumpahan. Jika menemukan ceceran atau material berbahaya di jalan, sebaiknya waspada dan kurangi kecepatan.
Langkah yang paling membutuhkan waktu dan konsistensi adalah mengikuti pelatihan safety riding untuk belajar mengendalikan motor dalam berbagai situasi, teknik pengereman yang benar, serta manuver menghindar dengan aman. Selain keterampilan, disiplin memakai helm SNI, jaket pelindung, sarung tangan, dan sepatu tertutup setiap kali berkendara adalah bentuk perlindungan primer.
 
“Kami melihat kecelakaan fatal bermula dari kebiasaan kecil yang seharusnya dihindari, seperti menyalip di celah sempit atau mengabaikan kondisi jalan berbahaya. Melalui kampanye safety riding cari aman, kami mendorong pengendara motor untuk mengubah kebiasaan tersebut menjadi perilaku santun berkendara yang konsisten,” ujar Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati, Agus Sani.
(Erha Aprili Ramadhoni)