JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meminta Chery untuk membangun pabrik sendiri di Indonesia. Saat ini, Chery masih memanfaatkan pabrik PT Handal Motor Indonesia (HIM), Bekasi, Jawa Barat untuk perakitan.
Kemenperin mendorong produsen asal China itu meningkatkan nilai TKDN (tingkat komponen dalam negeri).
Chery saat ini masih menumpang di pabrik Handal untuk melakukan perakitan kendaraannya secara lokal atau CKD (Completely Knock Down). Untuk kapasitas produksinya mencapai 10.000 unit per tahun.
Untuk meningkatkan kapasitas produksi, Kemenperin meminta Chery membangun pabrik sendiri di Indonesia. Selain meningkatkan kapasitas produksi, hal ini juga akan meningkatkan jumlah ekspor ke sejumlah negara ASEAN.
“Dengan pabrik mandiri, Chery tidak hanya mampu meningkatkan kapasitas produksi dan memperluas ekspansi pasar ekspornya ke luar ASEAN, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan baru di Indonesia, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza.
Sementara untuk nilai TKDN, Chery telah memenuhi target minimal 40 persen. Namun, Faisol Riza juga berharap angka tersebut bisa ditingkatkan menjadi 60 persen secara bertahap.
"Untuk saat ini, TKDN Chery memang sudah di angka 40 persen. Namun, saya yakin ke depannya, Chery masih bisa meningkatkan TKDN sampai 60 persen," ujarnya.
Sementara itu, Head of Brand Department PT Chery Sales Indonesia Rifkie Setiawan menegaskan, pihaknya akan mengikuti aturan yang ditetapkan. Bahkan, saat ini Chery sedang berusaha untuk mengejar TKDN hingga 60 persen.
Namun, Rifkie mengatakan saat ini di fasilitas milik Handal bisa memenuhi nilai TKDN maksimal hingga 60 persen. Untuk mencapai angka TKDN 80 persen, ia mengungkapkan Chery harus memiliki pabrik sendiri.
“Iya kita kejar sampai sana 60 persen ya bertahaplah kita ikutin 60, 80 persen. Nantikan 80 persen pasti sudah punya pabrik sendiri. Kita belom putuskan kejar 60 persen masih sama Handal atau beli lahan baru,” kata Rifkie di Jakarta, beberapa waktu lalu.
(Erha Aprili Ramadhoni)