Gelar Coding Camp, DBS Foundation Ingin Cetak Generasi Muda Berketerampilan Digital

Naufal Firnanda, Jurnalis
Jum'at 08 November 2024 10:05 WIB
Peluncuran Coding Camp Powered By DBS Foundation 2025 di Jakarta, 7 November 2024. (Foto: Naufal/Okezone)
Share :

JAKARTA Bank DBS bersama Dicoding resmi meluncurkan Coding Camp powered by DBS Foundation 2025 pada Kamis (7/11/2024) yang merupakan program untuk meningkatkan kompetensi pelajar hingga mahasiswa pada bidang pelatihan teknologi informasi dengan tujuan untuk membentuk lulusan yang berkompeten agar dapat siap diterapkan dalam dunia kerja.

Melalui DBS Foundation, Bank DBS mewujudkan pilar keberlanjutannya yang ketiga, yakni Impact Beyond Banking yang sejalan dengan visi mereka untuk menjadi Best Bank for A Better World. Pada program ini Bank DBS bermaksud untuk melakukan kontribusi kepada masyarakat dan lingkungan di Indonesia untuk mendukung komunitas rentan dan meningkatkan dampak sosial, termasuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan rendah dan kurang beruntung untuk membina komunitas yang lebih inklusif.

Program ini diluncurkan di Jakarta dengan dihadiri oleh Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Dr. Beny Bandanadjaja, S.T., M.T., Kepala Kampus Merdeka Mandiri Dessy Aliandrina, S.T, M.Sc, Ph.D, Manager Kampus Merdeka Mandiri Heru Wijaya, Founder & CEO Dicoding Narenda Wicaksono, Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika, serta alumni Coding Camp powered by DBS Foundation 2023-2024.

Menurut Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia mengatakan bahwa Coding Camp adalah inisiatif DBS Foundation yang bertujuan untuk memperluas akses pada literasi digital bagi peserta didik di seluruh Indonesia.

“Melalui program ini, kami berharap dapat memberdayakan generasi muda dengan keterampilan digital yang relevan dan siap pakai. Ini adalah langkah penting untuk mencetak talenta masa depan yang siap bersaing di era teknologi (future-ready) dan akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berdaya,” kata Mona pada acara peluncuran di Hutan Kota by Plataran, Senayan, Kamis.

 

Sementara itu Dr. Beny Bandanadjaja, S.T., M.T., Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi memberikan apresiasinya kepada program ini karena inisiatif untuk menciptakan program persiapan karir yang memiliki desain yang sangat baik dan inklusif yang mendorong remaja dan anak muda untuk terus belajar dan mengasah diri serta menyiapkan bekal untuk masa depan.

“Mewakili Direktorat Jenderal Vokasi, saya menyampaikan apresiasi tinggi pada DBS Foundation atas inisiatifnya dalam menggagas Coding Camp ini untuk Indonesia. Kini penguasaan teknologi informasi sangat diperlukan oleh mahasiswa dari berbagai bidang studi. Kami yakin bahwa Coding Camp ini akan mampu menghasilkan lulusan-lulusan vokasi yang lebih unggul, berdaya saing tinggi, dan memiliki keterampilan yang berguna untuk masa depan,” ungkap Beny.

Sejak awal penyelenggaraannya, program ini telah melatih lebih dari 114.000 peserta, dengan 56 persen di antaranya adalah mahasiswa perguruan tinggi dan pelajar dari pendidikan menengah. Di antara para peserta, terdapat sekira 17.000 orang dari program studi diploma dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mewakili jenjang pendidikan vokasi. Program Coding Camp menyasar pelajar perguruan tinggi dan sekolah menengah, termasuk mahasiswa program diploma D3 dan D4 serta siswa SMK sebagai peserta prioritas. Di samping itu, kelompok difabel, perempuan, pendidik, dan masyarakat berpenghasilan rendah juga menjadi target utama yang diharapkan dapat ikut serta, guna mendukung kesetaraan di dunia IT.

Peserta yang terpilih akan mengikuti pelatihan teknologi secara terstruktur selama lebih dari 900 jam atau setara dengan satu semester, yang akan dimulai di awal tahun 2025. Selain keterampilan teknis, peserta juga akan mendapatkan pelatihan soft skills (komunikasi dan networking, personal branding, persiapan wawancara kerja, dan lain-lain), bahasa Inggris (percakapan dan presentasi bisnis), serta literasi keuangan (keuangan pribadi, investasi, dan manajemen kekayaan).

 

Peserta dapat memilih satu dari dua alur belajar, yaitu Front-End & Back-End atau Machine Learning—dua bidang yang masuk dalam daftar 10 pekerjaan paling dicari menurut LinkedIn.

Dalam alur Front-End & Back-End, peserta akan belajar pemrograman web dari sisi front-end maupun back-end, dengan prospek kerja sebagai Front-End Developer, Back-End Developer, atau Full Stack Developer. Sementara dalam alur Machine Learning, peserta akan mendalami topik data, machine learning, deep learning, hingga generative AI, yang membuka peluang karir sebagai AI/Machine Learning Engineer.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya