Kekurangan
1. Harga Mobil Listrik Masih Mahal
Mobil listrik belum lama diluncurkan sehingga baru sedikit produsen yang secara resmi menjualnya ke masyarakat. Saat ini baru Wuling yang menjual mobil listrik dengan harga terjangkau, yakni Air ev yang dibanderol Rp238 juta untuk tipe Standard Range.
Sedangkan Hyundai yang memiliki mobil listrik cukup besar seperti Kona dan Ioniq 5, memasang harga di atas Rp600 jutaan. Bahan baku pembuatan baterai disinyalir menjadi penyebab tingginya harga mobil listrik saat ini.
2. Infrastruktur Belum Memadai
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) belum banyak tersedia yang membuat masyarakat Indonesia ragu untuk beralih ke mobil listrik. Di Jakarta, SPKLU memang telah tersebar, tapi di wilayah lain masih sangat sulit untuk menemukannya.
Hyundai sendiri telah mempersiapkan Wall Mount Charging di 200 lokasi, tapi model tersebut tidak cocok untuk mobil listrik pabrikan lainnya. Sehingga aturan juga perlu diterapkan pada model colokan mobil listrik sehingga memiliki jenis yang sama.
3. Waktu Pengisian Baterai yang Lama
Biasanya, mobil konvensional hanya memerlukan waktu lima sampai 10 menit untuk mengisi BBM. Tapi, mobil listrik menggunakan waktu hingga 12-18 jam untuk mengisi baterai dari 0 sampai penuh, jika tak menggunakan jenis fast charging.
Namun, penggunaan fast charging juga tidak dianjurkan dipakai terlalu sering agar memperpanjang usia baterai mobil listrik. Oleh karena itu, pemilik mobil listrik harus selalu memperhatikan jumlah baterai.
4. Harga Baterai Masih Mahal
Hyundai mengatakan penggunaan baterai mobil listrik bisa sampai delapan sampai 10 tahun bergantung pada cara pengisiannya. Jika baterai sudah rusak maka perlu dilakukan penggantian dan harga baterai saat ini bisa mencapai setengah dari harga mobil.
(Erha Aprili Ramadhoni)