Militer China Pamerkan Drone Baru yang Disamarkan Sebagai Burung Pipit

Rahman Asmardika, Jurnalis
Selasa 06 Agustus 2024 12:43 WIB
Drone biomimetic militer China. (Foto: Tangkapan layar)
Share :

BEIJING - Sebuah video yang baru dirilis menunjukkan pasukan operasi khusus elite China menggunakan pesawat tanpa awak (drone) biomimetik yang disamarkan sebagai burung kecil selama kompetisi menembak di negara tersebut.

Rekaman drone mirip burung itu disiarkan langsung oleh media yang berafiliasi dengan militer China pada Kamis, (1/5/2024), yang kebetulan bertepatan dengan peringatan berdirinya angkatan bersenjata China —Tentara Pembebasan Rakyat, atau PLA.

Menurut laporan yang dilansir Newsweek, akademi infanteri tentara China menyelenggarakan acara tembak-menembak untuk pasukan operasi khusus negara yang ditugaskan ke militer dan polisi bersenjata, di mana mereka berkumpul bersama untuk menampilkan "acara tembak-menembak khusus" dan menembakkan berbagai senjata api.

Salah satu kontestannya adalah Komando Jiaolong dari Korps Marinir China. Diklaim bahwa unit itu, yang mirip dengan pasukan elit Angkatan Laut Amerika Serikat, memiliki kemampuan di udara, di darat, di laut, dan di bawah air, menurut laporan media pemerintah China pada 2019.

Jiaolong, yang berarti naga laut dalam bahasa Inggris, berpartisipasi dalam evakuasi warga negara China dan asing dari Yaman selama perang saudara di sana pada 2015. China mengatakan bahwa itu adalah pertama kalinya mereka menggunakan militernya untuk mengevakuasi warga negara asing dari zona perang.

Unit tersebut, yang bermarkas di kota Sanya di Pulau Hainan di Laut Cina Selatan, menjadi terkenal karena Operation Red Sea, sebuah film perang laga China yang dirilis pada 2018.

 

Dalam acara menembak tersebut, seorang pasukan katak China yang ditugaskan di Komando Jiaolong melepaskan sebuah pesawat tanpa awak yang menyerupai burung dari tangannya setelah muncul ke permukaan air, seperti yang terlihat dalam rekaman. Pesawat tanpa awak tersebut, yang menyerupai burung pipit pohon Eurasia, mengepakkan sayapnya saat berputar-putar di langit.

Menurut pengamat militer China, drone ini tergolong miniatur biomimetic ornithopter, yakni wahana udara yang terbang dengan mengepakkan sayap layaknya burung dan serangga. Berkat tampilannya yang realistis, jenis pesawat nirawak ini berpotensi untuk diaplikasikan di bidang militer.

Dibandingkan dengan pesawat tanpa awak biasa, ornithopter memiliki daya tahan, muatan, dan jangkauan yang buruk, tetapi dapat dengan mudah disembunyikan karena ukurannya yang sangat kecil. Hal ini menjadikannya alat yang sempurna bagi pasukan operasi khusus untuk melakukan pengintaian rahasia.

China telah mengembangkan teknologi ornithopter. Pada Maret, para peneliti di Universitas Politeknik Northwestern memamerkan sebuah ornithopter yang dijuluki "Little Falcon" yang terbang selama uji coba baru-baru ini yang diklaim memiliki aplikasi yang luas.

 

Surat kabar milik pemerintah China, Global Times, mengatakan jenis drone ini cocok untuk misi pengintaian, pengawasan, dan bahkan serangan presisi dalam operasi khusus. Drone ini juga akan meningkatkan kompleksitas upaya musuh untuk mendeteksinya secara efektif di medan perang.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya