7 Aplikasi Ojek Online yang Bangkrut di Indonesia

Cahyo Yulianto, Jurnalis
Sabtu 29 Juni 2024 12:57 WIB
Ilustrasi: 7 ojek online yang bangkrut
Share :

JAKARTA- Sebanyak 7 aplikasi ojek online yang bangkrut di Indonesia. Penyebab gulung tikarnya perusahaan transportasi masa kini itu pun beragam hingga mendadak tidak lagi beroperasi di tanah air.

Sejak pertama kali populer pada 2015 lalu, sederet layanan aplikasi ojek online pun terus bermunculan. Gojek dan Grab menjadi dua nama teratas yang paling menguasai pasar kala itu.

Namun dengan terus berkembangnya beberapa perusahaan layanan ojek online, beberapa perusahaan yang kurang bersaing pun harus terus mengalami kemunduran hingga akhirnya terpaksa harus gulung tikar.

Berikut 7 aplikasi ojek online yang bangkrut di Indonesia:

1. Call Jack

Call Jack merupakan layanan aplikasi ojek online yang berbasis di Yogyakarta. Memiliki fitur yang tak kalah dengan Gojek dan Grab, namun aplikasi ojol ini perlahan menghilang dari jalanan bak ditelan bumi.

2. Topjek

Topjek menjadi pesaing berat Gojek dan Grab berkat fitur kolom chat yang tidak dimiliki oleh kedua aplikasi lainnya. Belum lagi, Topjek menawarkan tarif perjalanan yang murah meski tidak menggunakan promo. Namun meski begitu, aplikasi ojek online ini tidak mampu bertahan sari ketatnya persaingan.

3. Ojekkoe

Ojekkoe merupakan aplikasi yang dibuat sebagai proyek tugas akhir dari pendirinya, yakni Katon Muchtar. Dengan memiliki sekitar 500 driver ojol dan biaya yang hanya sebesar Rp2.500 per hari, namun layanan ojol ini tidak bisa bertahan lama dan akhirnya bangkrut.

4. LadyJek

LadyJek menjadi penggebrak layanan ojek online karena ciri khasnya. Sesuai namanya, LadyJek hanya memiliki driver wanita dan hanya diperuntukkan untuk penumpang wanita. Meski terlihat sangat sukses, namun aplikasi ojek online ini pada akhirnya tidak bisa bertahan. Penyebabnya adalah keterbatasan modal yang dimiliki.

 

5. Ojek Argo

Ojek Argo juga sempat menjadi pilihan masyarakat untuk mengantar ke berbagai tempat. Salah satu fitur unggulannya adalah penumpang cukup menginstal aplikasinya tanpa perlu membuat akun. Meski memudahkan, namun nyatanya layanan ini harus tutup pada 2017 lalu.

6. Blu Jek

Blu Jek muncul sebagai pesaing besar bagi Grab dan Gojek di awal kedatangannya. Dengan layanan yang sama dengan dua seniornya, Blujek memiliki ciri sendiri dengan ciri khas warna birunya. Namun meski digadang-gadang dapat melawan dominasi Gojek dan Grab, aplikasi ojek online ini justru mengalami kebangkrutan.

7. Uber

Uber sudah dikenal sebagai aplikasi ojek online terkemuka di dunia. Sayangnya, Indonesia bukanlah pasar yang baik untuk aplikasi asal Amerika Serikat itu. Mereka juga kalah bersaing dengan Grab maupun Gojek.

Pada 2018, Uber akhirnya menarik diri dari pasar Indonesia. Seluruh bisnisnya kemudian dijual kepada Grab yang membuat banyak pengemudi mereka berpindah ke platform Gojek dan Grab.

Itulah 7 aplikasi ojek online yang bangkrut di Indonesia.

(Rina Anggraeni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya