MISI Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) melakukan penerbangan ke Mars tinggal persoalan waktu. NASA berharap manusia pertama bisa menginjakkan kaki di tanah Mars pada tahun 2030-an atau sekitar 6 tahun mendatang.
Sinyal itu terlihat dari keberhasilan mereka saat melakukan uji coba mesin roket terbarunya yang diklaim memiliki kemampuan jelajah lebih baik dari sebelumnya. Mesin roket yang masih dalam tahap prototipe itu diklaim punya daya dorong yang cukup untuk membawa manusia sampai ke Mars.
Daya dorong roket tersebut mencapai 25.810 newton (5.800 pon) selama 251 detik. Angka itu jauh lebih dibandingkan roket sebelumnya yang hanya menghasilkan daya dorong 17.800 newton selama satu menit.
Seperti dilansir dari Science Alert, Jumat (5/12/2023) prototipe Rotating Detonation Rocket Engine (RDRE) melalui langkahnya di NASA Marshall Space Flight Center di Alabama. Kehadirannya menjadi lompatan besar bagi industri penerbangan luar angkasa.
“RDRE memungkinkan lompatan besar dalam efisiensi desain,” kata Thomas Teasley, insinyur perangkat pembakaran, yang memimpin proyek RDRE di Marshall Space Flight Center.
Sukses RDRE tidak lepas dari kemampuan mereka memanfaatkan ledakan berkelanjutan yang berputar di sekitar saluran berbentuk cincin, yang dialiri campuran bahan bakar dan oksigen yang dinyalakan oleh setiap ledakan terjadi.
Teknologi tersebut telah dikembangkan selama bertahun-tahun, dan sudah diuji di laboratorium sejak 2020. Sebelum akhirnya, para ilmuwan menunjukkan teknologi ini cukup stabil dan dapat dikelola untuk digunakan dalam roket sungguhan yang membawa kita ke luar angkasa.
Menariknya, RDRE menggunakan lebih sedikit bahan bakar propelan dibandingkan mesin roket konvensional, dan lebih sederhana dalam hal mesin dan mekanismenya. Artinya, pergi ke luar angkasa menjadi lebih murah dan melakukan perjalanan lebih jauh menjadi mungkin.
Perlu diperhatikan juga bahwa NASA telah menggunakan teknik pencetakan 3D untuk memproduksi suku cadang mesin yang dipesan lebih dahulu dan cukup kuat untuk menahan panas dan tekanan ekstrem yang terlibat dalam desain RDRE.
Para insinyur di balik pengujian tersebut mengatakan bahwa mereka sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana ruang bakar dapat ditingkatkan skalanya dan disesuaikan untuk mendukung berbagai tingkat daya dorong, berbagai jenis sistem mesin, dan kelas misi yang berbeda.
(Maruf El Rumi)