JAKARTA - Mars merupakan salah satu planet yang kerap kali diprediksi layak untuk dihuni manusia karena memiliki ketersediaan air, lebih hangat, dan memiliki atmosfer yang lebih tebal. Namun, apakah benar manusia dapat memulai kehidupan di Mars?
Para ilmuwan menciptakan model untuk mensimulasikan koloni Mars yang berisikan orang-orang yang terbiasa tinggal di lingkungan terisolasi dan stres tinggi seperti halnya di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Simulasi dilakukan dengan melihat interaksi antara orang-orang dengan berbagai tingkat keterampilan, ketahanan, stres, dan salah satu dari empat sifat psikologis: neurotik, reaktif, sosial, atau menyenangkan.
Dari hasil simulasi yang dilakukan selama 28 hari Bumi dengan kelompok yang berkisar antara 10-170 orang, ditemukan bahwa setidaknya diperlukan minimal 22 orang untuk menjadi koloni pertama Mars.
Untuk mempertahankan koloni tersebut, diperlukan kependudukan yang layak dan tipe kepribadian yang menyenangkan agar manusia bisa dapat bertahan hidup di Mars, sedangkan kepribadian yang obesis dan negatif (neurotik) tidak akan bertahan hidup di sana.
“Kita cenderung sering memperlakukan manusia hanya sebagai angka atau partikel tanpa insentif pribadi, heterogenitas, dan kemampuan beradaptasi,” Ungkap profesor ilmu komputasi dan data di Universitas George Mason, Anamaria Berea, dikutip dari Gizmodo, Selasa (22/8/2023).
Berdasarkan laporan ini, para peneliti juga ingin menyoroti pentingnya mempertimbangkan perilaku manusia sebagai bagian dari eksplorasi ruang angkasa di masa depan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa jika kita mengabaikan aspek sosial, perilaku, dan psikologis dalam eksplorasi ruang angkasa, kita bisa salah besar dalam memperkirakan, memprediksi, dan memproyeksikan,” tutup Berea. (Taja Aurora Bianca)
(Saliki Dwi Saputra )