1 Juta Dokumen Tak Bisa Kalahkan Microsoft di Persidangan Akuisisi Activision Blizzard

Martin Bagya Kertiyasa, Jurnalis
Rabu 12 Juli 2023 15:16 WIB
Akuisisi Microsoft-Blizzard Entertaiment. (Foto: PBS)
Share :

JALAN Microsoft untuk mengakuisisi Activision Blizzard nampaknya akan terwujud dalam waktu dekat. Pasalnya, setelah pengadilan Amerika Serikat (AS) telah memberikan izin setelah melewati proses pengadilan yang cukup lama.

Awalnya, raksasa teknologi Microsoft bakal mengakuisisi pengembang game Acvitision Blizzard dengan dana USD69 miliar atau lebih dari Rp 1 triliun. Namun, rencana itu ditentang oleh Federal Trade Commission (FTC) karena dianggap akan memicu monopoli.

Menurut FTC, jika akuisisi Activision Blizzard dapat dicapai maka Microsoft dikhawatirkan akan memanfaatkan konten gim milik Activision untuk melakukan monopoli yang membuat pengembang gim lain seperti Nintendo dan Sony kalah pada pasar industri gim.

Hakim distrik Jacqueline Scott Corley di San Francisco menolak klaim FTC bahwa akuisisi itu akan merugikan konsumen dengan memberikan akses eksklusif kepada Microsoft terhadap gim dan konten Activision Blizzard salah satunya yaitu gim terlaris "Call of Duty".

"Tidak bukti dari dokumen internal, email, atau obrolan yang menyatakan maksud Microsoft untuk menjadikan Call of Duty eksklusif untuk konsol Xbox," bunyi bagian dari keputusan tersebut," jelas hasil putusan tersebut seperti dilansir dari IGN.

"Terlepas dari penyelesaian penemuan ekstensif dalam proses administrasi FTC, termasuk hampir 1 juta dokumen dan 30 deposisi bukti, FTC tidak memberikan satu bukti pun yang bertentangan dengan komitmen Microsoft untuk membuat Call of Duty tersedia di PlayStation (dan Nintendo Switch)," tambah penjelasan tersebut.

Sebelumnya, Perwakilan Xbox yakni Phil Spencer bersaksi di bawah sumpah bulan lalu bahwa dia tidak akan membuat Call of Duty esklusif untuk Xbox saja. Namun seringkali, perusahaan akan mengatakan satu hal secara terbuka dan hal lain secara pribadi.

Tapi, dari bukti 1 juta dokumen (termasuk email dan obrolan internal) yang secara hukum diserahkan ke pengadilan untuk kasus ini, tidak ada satu pun yang mengatakan atau dapat ditafsirkan sebagai rencana untuk menjadikan Call of Duty eksklusif.

Tidak heran jika pimpinan Sony Interactive Entertainment Jim Ryan sangat percaya diri. "Kami akan terus melihat Call of Duty di PlayStation selama bertahun-tahun mendatang," tuturnya.

Sementara Inggris dilaporkan akan mempertimbangkan untuk mengizinkan akuisisi tersebut. Sebelumnya, AS dan Inggris menjadi dua negara yang menentang kesepakatan terbesar yang pernah dilakukan Microsoft sekaligus transaksi terbesar dalam sejarah industri videogame itu.

Tak lama setelah keputusan pengadilan AS dikeluarkan, badan Competition and Market Authority (CMA) dari Inggris mengatakan siap untuk mempertimbangkan proposal Microsoft untuk menyelesaikan masalah antimonopoli di Inggris.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Ototekno lainnya