NYAMUK menjadi serangga yang sangat dibenci mayoritas orang. Bukan tanpa alasan, ini karena nyamuk memiliki hobi menghisap darah yang dalam prosesnya ini bisa menyebabkan gatal-gatal.
Padahal, berbeda dari kelewar vampir yang memang membutuhkan darah untuk hidup, makanan utama dari nyamuk jantan dan betina adalah nektar dan zat manis lainnya yang sebagian besar diperoleh dari tanaman. Lantas kenapa nyamuk menghisap darah?
Sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber, bagi seekor nyamuk, darah merupakan makanan yang penuh dengan nutrisi seperti zat besi, protein, dan asam amino. Ini tidak bisa didapat dari makanan lain.
Khusus untuk nyamuk betina, mereka membutuhkan bahan yang terdapat dalam darah untuk bertelur. Dan ini yang perlu digaris bawahi, bahwa hanya nyamuk betina yang melakukan ritual menghisap darah.
Nyamuk betina rata-rata bertelur sekitar 100 telur sekaligus dan sebagian besar menghasilkan sekitar sepuluh induk seumur hidup mereka. Tanpa makan darah yang tepat, dia tidak akan bisa mengembangkan telur setelah kawin.
Sementara nyamuk jantan tidak menghisap darah dan hanya memakan nektar dan zat manis lainnya. Darah manusia bisandibilang menjadi makanan cepat dan efisien yang bisa didapat para nyamuk betina.
Dibanding menggigit hewan seperti anjing, kucing, kuda, dan mamalia lainnya, manusia lebih mudah dihisap darahnya karena tidak terlindung oleh bulu. Sebenarnya nyamuk juga menghisap darah reptil seperti ular dan kadal, tapi itu bukanlah pilihan yang terbaik.
Meskipun nyamuk bukan pemakan yang paling pemilih di dunia, mereka lebih menyukai beberapa golongan darah daripada yang lain. Nyamuk dapat mencium golongan darah seseorang sebelum menggigitnya.
Orang yang bergolongan darah O, misalnya, adalah suguhan yang sangat enak bagi nyamuk. Wanita hamil juga tampaknya lebih banyak digigit nyamuk daripada orang lain karena menghasilkan feromon yang menarik nyamuk.
Nyamuk juga tertarik pada manusia karena manusia mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida daripada hewan lainnya. Nyamuk memiliki reseptor yang mendeteksi karbon dioksida.
(Martin Bagya Kertiyasa)