JAKARTA - Pemerintah membuka peluang untuk memberikan insentif terhadap truk listrik demi mewujudkan target net zero emissions pada 20260. Daimler Commercial Vehicle Indonesia (DCVI), distributor bus dan truk Mercedes-Benz di Indonesia, menyambut baik hal ini.
President Director DCVMI, Sankaranarayanan Ramamurthi, mengapresiasi wacana ini. Ia menilai adanya insentif dapat mempercepat transisi ke kendaraan listrik.
“Pertama-tama, ini sangat mengagumkan. Tapi, untuk transisi yang berkelanjutan, dibutuhkan lebih dari sekadar insentif. Kita juga harus bicara soal teknologi dan ekosistem pendukung,” kata Sankaranarayanan usai peresmian pabrik baru di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (10/6/2025).
Ia menjelaskan keberadaan kendaraan komersial dalam perniagaan. Ketika seseorang membeli kendaraan, itu dibutuhkan untuk kepentingan bisnis.
"Dia tidak membelinya untuk senang-senang. Jadi, biaya operasional kendaraan menjadi elemen yang sangat penting dalam membuat keputusan tersebut," ujarnya.
Karena itu, dibutuhkan peran pemerintah mengingat biaya awal dan operasional kendaraan listrik masih lebih tinggi dibandingkan diesel.
“Jika tidak ada perbedaan signifikan antara biaya operasional listrik dan diesel, insentif pemerintah sangat dibutuhkan," ujarnya.
Sankaranarayanan juga membahas soal pentingnya infrastruktur dalam kendaraan elektrifikasi. Stasiun pengisian daya harus tersedia secara luas agar tak mengganggu operasional truk listrik.
Sementara itu, President Director DCVI sebelumnya, Naeem Hassim. Ia menilai, insentif untuk kendaraan niaga berbeda dengan penumpang.
“Kalau kendaraan penumpang dapat insentif lewat pengurangan PPN, itu tidak terlalu berdampak untuk kendaraan komersial karena ini bisnis B2B. Pemerintah perlu merancang skema insentif yang berbeda dan sesuai kebutuhan industri,” kata Hassim.
(Erha Aprili Ramadhoni)