JAKARTA – Pameran kendaraan listrik Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2025 yang digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 29 April - 4 Mei, diramaikan oleh berbagai tipe kendaraan listrik komersial. Kehadiran kendaraan komersial ini dapat dimanfaatkan industri di Tanah Air yang membutuhkan kendaraan operasional yang efisien dan lebih hemar biaya.
Ketua Umum Periklindo Moeldoko berusaha mengangkat kendaraan komersial berbasis listrik di Indonesia. Menurutnya, banyak pelaku industri yang membutuhkan kendaraan listrik tapi belum menemukan spesifikasi yang sesuai.
"Selama ini di show itu lebih memunculkan mobil-mobil passenger ya. Karena apa? Karena memang waktu itu mobil-mobil komersil belum begitu banyak. Nah sekarang ini kita mulai, mulai angkat mobil-mobil komersil kita pamerkan. Tujuannya nanti dunia usaha banyak pilihan," kata Moeldoko di Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Moeldoko berharap pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) bisa mendapatkan manfaat saat menggunakan kendaraan listrik. Pasalnya, ada banyak manfaat yang diberikan selain tak membeli bahan bakar, biaya perawatan juga rendah.
"Mungkin penjual nasi goreng bisa mikirin bagaimana mobil EV bisa digunakan karena itu menjadi efisien. Berikutnya UMKM juga bisa berikutnya untuk kegunaan mobil sampah bisa dengan EV nantinya dengan roda tiga dan seterusnya," tuturnya.
Selain itu, Moeldoko juga menyampaikan harga bahan bakar jenis Solar memiliki harga yang cukup tinggi di daerah. Sehingga sangat memungkinkan untuk menggunakan kendaraan komersial listrik untuk wilayah perkebunan.
"Berikutnya juga dunia usaha di sektor pertambangan, yang tadinya menggunakan diesel, harganya cukup mahal, juga bisa beralih ke EV. Ini harapan kita ya. Periklindo selalu memunculkan hal-hal baru yang bisa memberikan kemudahan pilihan bagi masyarakat," ujarnya.
Moeldoko mengungkapkan bahwa permintaan kendaraan listrik komersial cukup besar. Terlebih yang memiliki mobilitas tinggi dengan biaya operasional tinggi.
"Kalau permintaan truk cukup banyak. Saya monitor permintaan truk sangat banyak. Sangat banyak. Karena apa? Karena harga diesel yang cukup tinggi dan di daerah itu juga membatasi mereka," ucapnya.
(Rahman Asmardika)