JAKARTA - Presiden Yamaha Motor Co, Yoshihiro Hidaka (61) ditikam oleh putrinya yakni Hana Hidaka (33). Peristiwa itu terjadi rumah mereka di Iwata, Prefektur Shizuoka, pada Senin (17/9/2024) sekitar pukul 3 pagi hari waktu setempat.
Akibat kejadian itu, Yoshihiro Hidaka mengalami cedera di lengan kirinya. Sementara sang putri ditangkap kepolisian, sebagaimana melansir Kyodonews, Kamis (19/9/2024).
Yoshihiro merupakan bos salah satu produsen motor terbesar di dunia. Pria kelahiran 1963 tersebut merupakan penggemar sepeda motor.
Melansir wawancara Yoshihiro Hidaka di laman global Yamaha, terungkap Yoshihiro senang mengendarai sepeda motor sejak kuliah. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Nagoya tersebut rutin motoran untuk pergi ke kampus atau bekerja paruh waktu.
Yoshihiro pun mengungkapkan motor pertama yang dibelinya. Awalnya, ia hampir membeli motor Honda seri CBR dari salah satu diler di Nagoya. Namun, saat hampir membelinya, ia beralih ke Yamaha FZ400R. Saat itu, ia dibisiki bahwa Yamaha sedang menjadi tren. Karena senang akan desainnya, Yoshihiro membeli FZ400R ketimbang CBR.
"Lalu salah satu petugas dealer yang agak tua memberi tahu saya—hampir seperti rahasia—bahwa Yamaha sedang menjadi tren saat ini. FZ400R baru saja keluar dan saya menyukai desainnya saat melihatnya, jadi saya akhirnya membelinya," katanya dalam wawancara tersebut, dikutip Kamis (19/9/2024)
Hobinya akan sepeda motor tak serta-merta membawanya ke produsen otomotif. Justru sebaliknya. Yoshihiro merasa jika memasuki industri tersebut ia akan kehilangan kecintaannya pada sepeda motor.
Ia pun mengaku kehidupan di bank maupun sekuritas tidak cocok dengannya. Lalu ia mencoba peruntungannya untuk mengikuti ujian di salah satu produsen baja dan elektronik terkemuka.
"Namun pada saat yang sama, dan sebagian besar karena rasa ingin tahu, saya mengikuti ujian untuk Yamaha karena perusahaan itulah yang membuat FZ yang telah menghabiskan banyak waktu bersama saya di perguruan tinggi," ujarnya.
Pada saat bersamaan, ia mengaku mendapatkan tawaran dari Yamaha. Awalnya, ia menolak tawaran itu dan lebih memilih perusahaan elektronik. Ia kemudian mengaku juga mendapatkan panggilan dari pabrik baja.
"Anda memiliki suasana yang sangat jujur melalui telepon dengan Yamaha Motor. Itu meninggalkan kesan dan saya berpikir secara acak bahwa, mungkin, mungkin saja jika saya bekerja di bagian sepeda motor di Yamaha, saya masih bisa bersenang-senang sebagai pengendara," ujarnya.
"Jadi, saya memutuskan bahwa jika saya mendapat telepon lagi dari Yamaha, saya akan memberi tahu mereka bahwa saya telah berubah pikiran dan tertarik. Jika telepon itu tidak pernah datang, biarlah," tuturnya.
Ternyata, panggilan yang ditunggu tiba. Ia pun resmi bergabung dengan Yamaha Motor pada 1987.
Karier di Yamaha
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Japan Automobile Manufacturers Association, Inc itu mengaku, awalnya ia ditempatkan di departemen pengadaan. Ia menghabiskan 5 tahun menangani pengadaan suku cadang di Jepang, kemudian 5 tahun berikutnya di Prancis.
"Setelah kembali ke Jepang, lima tahun berikutnya saya berada di departemen perencanaan strategis untuk bisnis sepeda motor," katanya.
Ia juga pernah ditugaskan selama 6 tahun di departemen strategi di Eropa untuk menangani semua aspek manajemen.
"Saya kemudian dikirim kembali ke Jepang dan bergabung dengan divisi perencanaan perusahaan untuk grup global, dan saat itulah krisis keuangan 2008 melanda," ujarnya.
Ia mengaku, membantu membangun kembali bisnis, dirinya berangkat ke AS pada 2010 dan kembali ke Jepang tiga tahun kemudian.
"Setelah saya bertanggung jawab atas bisnis sepeda motor di pasar berkembang, pekerjaan saya membawa saya ke India, China Brasil, dan negara-negara Amerika Latin lainnya, serta pasar ASEAN," katanya.
Yoshihiro mengaku, atasannya saat itu memintanya untuk melihat pasar negara maju. Jadi secara keseluruhan, ia menghabiskan empat tahun dalam posisi itu.
"Kemudian saya tiba-tiba diminta untuk lebih memahami angka-angka bisnis perusahaan dan saya rasa saya menghabiskan sekitar satu tahun sebagai kepala Pusat Perencanaan & Keuangan Perusahaan," ujarnya.
Ia kemudian mengungkapkan, presiden Yamaha Motor Co saat itu memanggilnya dalam rapat pada Juni 2017. Ia pun ditunjuk untuk menjadi presiden Yamaha Motor Co selanjutnya.
"Yanagi adalah presiden saat itu dan suatu hari dia memanggil saya ke sebuah rapat dan berkata, 'Anda berikutnya.'
"Saya menjadi presiden pada tahun 2018," ujarnya.
(Erha Aprili Ramadhoni)